Kamis, 25 April 2024

Berdayakan Anak Muda, Bantu Kembangkan Start Up Hadapi Era Digital

The NextDev dari Telkomsel

Berita Terkait

Saat berkunjung ke Kantor Google di Silicon Valley. (Dokumentasi Marlin Booking)

Digitalisasi bisnis sudah menjadi pakem berusaha bagi sebagian kalangan anak muda di Batam. Melalui program The NextDev, Telkomsel berupaya mendorong generasi muda agar berinovasi dan semakin kreatif dalam menciptakan peluang bisnis start-up di era digital saat ini.

RIFKI SETIAWAN LUBIS, Batam

Mata Suharyati tertuju erat pada layar smartphone-nya. Ia sedang mencari informasi mengenai jadwal kapal ferry dari Pelabuhan Internasional Sekupang, Batam menuju Pelabuhan Harbor Front, Singapura.

Ia kemudian membuka aplikasi Marlin Booking dari smarthone-nya. Tampilan dari Marlin Booking sangat sederhana, hanya berisi dua pilihan yakni pilihan “Ferry” dan “Atraksi”. Jarinya kemudian mengklik tulisan “Ferry” yang tertera dalam aplikasi tersebut.

Lalu, ia mengklik tulisan “Booking”. Kemudian, tampaklah laman berisi jadwal dan tujuan keberangkatan ferry. Ia kemudian memilih kapal Sindo Ferry. Setelah mendapatkan jadwal ferry sesuai keinginannya, ia kemudian mengisi data yang butuhkan dan kemudian mengklik tombol “Pesan”.

“Benar-benar praktis. Saya tidak perlu datang ke kounter tiket di pelabuhan. Saat berangkat hanya tinggal menunjukkan kode bookingnya saja nanti,” ucapnya saat ditemui di Megamall, Batamcentre, Jumat (4/1).

Zaman yang terus berkembang memang menuntut segala sesuatu bisa dilakukan secara praktis dan cepat. Makanya tak heran, untuk hal sederhana seperti memesan tiket juga saat ini bisa dilakukan melalui online.

Berbicara mengenai digitalisasi bisnis berarti mengubah berbagai informasi, kabar atau berita dari format analog menjadi format digital. Tujuannya adalah untuk efisiensi waktu yang mempermudah si pemilik bisnis mempromosikan dagangannya, begitu juga dengan si konsumen dalam menemukan produk dan jasa yang diinginkannya hanya dalam hitungan menit.

Komisaris Marlin Booking, Eko Syaiful Arifin mengatakan Marlin Booking didirikan untuk memanfaatkan momentum tersebut.

“Marlin Booking merupakan start up yang fokus di bidang transportasi laut. Produk kita langsung menuju ke konsumen,” ucapnya, Kamis (3/1) di Kawasan Pelita, Batam.

Selama ini, sistem pemesanan tiket kapal di Batam masih dilakukan secara manual di pelabuhan-pelabuhan yang ada. Digitalisasi belum menyentuhnya sampai Marlin Booking memutuskan untuk menggeluti sektor tersebut.

Dan keputusan tersebut sangat tepat. Marlin Booking sekarang bisa menyediakan tiket kapal hingga ke Tiongkok secara online. “Hongkong dan Shenzen itu paling jauh kalau di luar negeri,” kata pria berusia 27 tahun ini.

Untuk kawasan Asia Tenggara, Marlin sudah menyediakan tiket kapal ferry dari berbagai operator kapal hingga menuju Thailand. “Sekarang sudah zamannnya era digital. Mau butuh ini tinggal klik, mau butuh itu tinggal klik, semua kebutuhan bisa dilakukan hanya dengan satu genggaman,” imbuhnya.

Marlin Booking berdiri pada November 2016 dan meluncurkan aplikasinya pada Januari 2017.”Hingga sekarang, kami sudah buka kantor di Jogjakarta dan Jakarta dan juga sudah melayani rute hingga Sulawesi dan Ambon,” papar Eko yang sudah memiliki seorang anak ini.

Selain pemesanan tiket kapal via online, Marlin juga menyediakan auto gate pass system. Dengan sistem auto gate, maka tidak ada lagi pengecekan secara manual. Pemeriksaan tiket akan dilakukan melalui otomatisasi dari jarak jauh.

Dan yang paling unik, Marlin Booking juga menyediakan tiket untuk atraksi wisata di luar negeri. Ada 10 negara yang tiket atraksi wisatanya tersedia di Marlin Booking, antara lain Singapura, Korea, Uni Emirat Arab, Malaysia, Thailand, Australia, Macau, Hongkong, Philipina dan Turkey.

“Jadi kalau mau memesan tiket masuk ke Legoland Malaysia bisa lewat Marlin, karena kami sudah bekerjasama dengan pengelola kawasan wisatanya,” ucapnya lagi.

Eko mengatakan aplikasi Marlin sangat cocok dimiliki oleh para pelancong karena Marlin juga menyediakan informasi mengenai atraksi wisata yang akan dituju.

“Tujuan kami adalah membuat orang semakin mudah dalam beraktivitas, termasuk bepergian dan juga melancong,” kata pria tamatan SMK Batam Business School ini.

Marlin Booking merupakan salah satu dari tiga pemenang acara The NextDev 2017 yang digagas oleh Telkomsel. Hadiahnya saat itu sangat menarik, karena Eko dan dua perintis Marlin Booking, Ali dan Dede mendapat kesempatan untuk berkunjung ke surganya industri berbasis Internet of Thing (IoT) di dunia, yakni Silicon Valley di Amerika.

Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia dan salah pelopor pergerakan industri berbasis IoT atau biasa dikenal sebagai industri 4.0.

Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Secara garis besar, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri. Semua proses ditopang oleh internet, sama seperti yang dilakukan oleh Marlin Booking dalam berbisnis.

“Telkomsel sangat membantu sekali dalam memberikan banyak pelatihan bagaimana membentuk sebuah bisnis start up,” kata Eko lagi.

Banyak hal yang diberikan untuk Marlin, seperti akses pasar, jaringan usaha, publikasi, dukungan data pengguna Telkomsel dan kesempatan belajar ke Silicon Valley untuk mengembangkan pengetahuan.

Sejak menjadi pemenang dari The NextDev dan mendapat banyak kemudahan dari Telkomsel, jumlah download aplikasi Marlin Booking sudah meningkat hingga 20 ribu download.

Akses pasar yang diberikan oleh Telkomsel memang memberikan kontribusi signifikan bagi Marlin. Contohnya lewat SMS broadcast yang didistribusikan kepada pelanggan Telkomsel. Kemudian jika ada pameran baik dalam maupun luar negeri, maka Marlin akan diajak ikut serta

“Acara The NextDev ini juga sifatnya berkelanjutan dan murni digelar untuk ikut membangun generasi muda Indonesia dalam bidang start up. Telkomsel sangat serius dalam hal ini, luar biasa, ” ungkapnya.

Selain Marlin, salah satu peserta The NextDev 2018, Alamaak Service juga ikut merasakan dampak positif dari gelaran rutin tahunan ini.

“Kami merupakan peserta The NextDev 2018 dan mewakili Batam bersama satu start-up lainnya lolos ke babak final pitching day di Jakarta,” terang Co-Founder and COO Alamaak Services, Andi Kurniawan di Restauran Fotosintesa, Palm Spring, Batamcetre, Kamis (3/1).

Meskipun belum beruntung pada laga di Jakarta, Alamaak merasa bersyukur karena mendapat banyak pengalaman baru lewat acara The Nextdev 2018.

Berbicara mengenai produk yang ditawarkan, Alamaak merupakan salah satu start-up yang mampu menerapkan konsep 4.0 dalam lini bisnisnya.

Alamaak bergerak di bidang cleaning services. Bisnis yang memanfaatkan celah kesibukan masyarakat modern saat ini sangatlah sederhana.

“Tinggal masukkan permohonan lewat website kami atau lewat aplikasi, maka tim Alamaak akan turun ke rumah konsumen,” ucapnya.

Setelah permohonan disetujui, maka Alamaak akan mengirim pesan ke konsumen berisi permintaan untuk mensurvey rumah yang akan dibersihkan.

“Survey ini berfungsi untuk melihat luas rumah, menentukan tingkat kesulitan, aspek yang harus dibersihkan supaya bisa tentukan harga,” katanya lagi.

Setelah survey selesai, maka Alamaak dan konsumen menyepakati kapan waktunya rumah dibersihkan.

“Sasaran kami ini pasar menengah ke atas. Dan kami biasa dapat pelanggan dari Villa Panbil, Duta Mas, Bukit Palem, Grand Summit Southlinks dan lainnya,” ucapnya.

Rumah-rumah mewah apalagi bertingkat membutuhkan sekitar lima hingga enam orang untuk membersihkannya.

Selain jasa bersih-bersih, Alamaak juga akan membersihkan perabotan secara detail, baik itu sofa maupun lampu kristal yang terletak di langit-langit. Untuk tempat yang tinggi, Alamaak akan menggunakan scaffolding.

Sebagai penyedia jasa bersih-bersih, Alamaak merekrut banyak pengangguran yang dulunya merupakan PHK dari perusahaan-perusahaan industri di Batam. Sekarang ada sekitar 20 orang yang bekerja di Alamaak.

“Mereka dijadikan ahli di bidang kebersihan. Sebelumnya juga mereka dilatih, bukan hanya dalam bersih-bersih, tapi juga dalam menerima komplain,” ungkapnya.

Sebagai lulusan dari jurusan perhotelan Universitas Internasional Batam (UIB), Andi juga ikut mengajarkan latihan merapikan tempat tidur, penggunaan alat-alat kebersihan seperti vacum cleaner dan lainnya.

“Dalam bekerja, mereka juga diawasi oleh supervisor. Kami juga berupaya profesional, karena setiap barang yang hilang selama kami bekerja, maka itu jadi tanggungjawab Alamaak,” paparnya.

Biasanya, saat membersihkan rumah mewah berukuran besar, tim Alamaak butuh waktu sekitar sehari hingga dua hari. Namun untuk rumah yang baru dibangun atau baru direnovasi, biasanya butuh waktu tiga hari. “Karena kan mau ditempati, makanya banyak yang dibersihkan terutama debu-debunya,” kata ayah dari seorang anak ini.

Selain rumah mewah, Alamaak juga mau membersihkan rumah dari kalangan menengah ke bawah, tentu saja dengan ongkos yang terjangkau.

“Rumah menengah keatas biasanya dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Sedangkan rumah menengah kebawah dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu,” ucapnya.

Untuk saat ini, Alamaak masih memegang pasar untuk sektor jasa bersih-bersih. Andi mengakui kalau ada saingan baru yang punya nama masuk ke Batam, ia tidak akan mengutamakan persaingan melainkan kerjasama.

“Contohnya Go Clean dari Go Jek. Kami mengajaknya kerjasama, karena kami sudah sesuai dengan standar yang mereka inginkan,” ujar pria berusia 26 tahun ini.

Momen keikusertaan Alamaak di acara The NextDev 2018 menjadi langkah selanjutnya dalam mengembangkan bisnis lebih baik lagi, mulai dari pengembangan awal, legalitas, finansial, teknologi, pemasaran dan lainnya.

“Kami mendapat jaringan usaha, dapat relasi dari pengguna Telkomsel dan juga ada semacam site funding,” katanya lagi.

Dalam berkompetisi di The NextDev 2018, Alamaak mengikuti lomba di bidang sosial impact atau bisnis yang dampaknya berpengaruh pada kehidupan masyarakat.

Dewan juri dalam acara ini banyak memberikan masukan dan pengetahuan bagaimana cara mengembangkan start-up. Bahkan, pada April nanti, Alamaak terpilih mengikuti NextDev Academy dari Telkomsel.

Project Manager The NextDev, Stefanus Steve Saerang mengatakan The NextDev merupakan upaya Telkomsel untuk mendorong anak muda Indonesia agar bisa memanfaatkan era digital, membantu menumbuhkan komunitas dan demi menggenggam peluang untuk masa depan.

“Telkomsel berkontribusi lewat tanggungjawab sosial untuk membuat dampak sosial melalui teknologi melalui inisiatif The NextDev,” paparnya.

The NextDev bertujuan untuk meningkatkan skalabilitas wirausaha di bidang teknologi sosial melalui pengembangan diri, pendalaman penelitian dan pengembangan pengguna, design sprint, branding, pengembangan produk dan model bisnis.

Ada berbagai start-up yang mampu berkembang secara signifikan setelah mengikuti The NextDev, antara lain Kostoom.

Kostoom merupakan sebuah platform yang menghubungkan penjahit dan konveksi kepada pelanggan dan pemangku kepentingan dunia fashion lainnya. Hingga saat ini, Kostoom telah menciptakan 1.000 lapangan pekerjaan.

Kemudian SekolahKoding yang merupakan platform pembelajaran online untuk pemrograman dasar untuk desain web dan pengembangan.

SekolahKoding telah berkontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan, karena telah membantu sekitar 65 ribu siswa meningkatkan kondisi kerja dan hidup mereka.

“Kedepannya, The NextDev akan terus mengamati dan memberdayakan start-up teknologi Indonesia dengan dampak positif dan kontribusi sosial terbesar bagi Indonesia yang lebih baik,” tegasnya. ***

Update