Rabu, 24 April 2024

Preneur sekaligus Owner Batamliciouz

Berita Terkait

Owner Batamliciouz, Chandrana Rahman (kiri) saat berkunjung ke Batam Pos, Kamis (16/8) lalu. (Inset) Aksi Chandra saat mengulas makanan berupa sotong bakar. (Dokumentasi Batam Pos)

batampos.co.id – Pria keturunan Tionghoa itu menyendok ujung roti empuk berlapis parutan keju di atas piring. Ia mengarahkan sendok itu ke mulutnya. Sebentar mengunyah, dengan makanan yang masih belum ditelan, ia langsung berkomentar.

”Wow, must try, must try (harus coba),” katanya, sambil jari telunjuk dan jempol tangan kanannya menunjuk roti di atas piring tadi.

Saat itu, ia mencoba satu jajanan kuliner baru di Kota Batam, yakni Roti Kukus Bandung. Menurutnya, ia baru pertama kali menemukan kudapan itu di Batam, persisnya di kedai makanan yang berada di bawah Hotel Sinar Bulan di kawasan Nagoya, Lubukbaja, Kota Batam.

[nk_awb awb_type=”image” awb_image=”313928″ awb_image_size=”full” awb_image_background_size=”contain” awb_image_background_position=”50% 50%” awb_parallax=”scroll” awb_parallax_speed=”0.5″ awb_parallax_mobile=”true” awb_styles=” padding-top: 50px; padding-bottom: 50px; margin-top: 50px; margin-bottom: 50px;”]

 

[/nk_awb]

Itulah aksi Chandrana Rahman, Social Media Preneur sekaligus Owner Batamliciouz saat mengulas makanan yang ia temui dan mengabadikannya dalam bentuk foto maupun video yang bisa diakses secara digital. Aksinya itu bisa dilihat di media sosial (medsos) seperti Instagram yakni @batamliciouz, maupun di laman www.batamliciouz.com. Pengikutnya di Instagram juga tak bisa dibilang sedikit, mencapai 87,8 ribu pengikut.

Menurut Chandra, yang juga biasa memanggil dirinya dengan sebutan Koko, tujuan pembentukan Batamliciouz sangat sederhana. Yakni, ingin membagikan informasi berbagai makanan enak di Batam kepada semua masyarakat. Pria yang mengaku hobi makan itu bertutur, dulu teman-temannya sering menanyakan lokasi makanan yang enak kepada dirinya.

”Terpikirlah kenapa tidak sharing (berbagi) saja langsung biar lebih banyak orang tahu tentang hidden gems (berlian tersembunyi) yang enak-enak di Batam. Dan dengan begitulah terbentuk Batamliciouz,” tutur Chandra.

Seiring berjalannya waktu, sambung dia, Chandra merasa banyak sekali makanan enak di Batam yang tidak terekspos. Terutama, makanan yang dijajakan pedagang kaki lima yang murah, meriah, dan enak. Termasuk, yang banyak berjualan di pinggir jalan.

Dalam waktu dekat ini, Chandra juga akan menggelar bazar makanan untuk mewadahi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) makin mengenalkan dagangannya kepada masyarakat luas. Bertajuk Batamliciouz Bazaar, acara ini akan diadakan di Karnaval Market, Pasir Putih, Batam Center, 11-13 Januari nanti.

”Koko ada keinginan untuk mengumpulkan makanan-makanan yang enak-enak di Batam ke dalam satu wadah atau tempat, jadi kalian carinya juga gampang. Dengan bazar kuliner ini Koko bisa merealisasikan hal tersebut,” katanya.

Sebagai pelaku startup digital di Batam khususnya di bidang kuliner, Chandra tak memungkiri kemudahan akses jaringan internet turut menyokong keberhasilannya membangun citra sebagai food blogger kenamaan di Batam lewat Batamliciouz. Bahkan menurutnya, tanpa layanan data internet yang andal untuk mengunggah ulasan makanan yang ia temui, akan membuatnya kelabakan.

”Kalau ditanya siapa yang tidak bisa hidup tanpa internet atau konektivitas, Koko juaranya. Itu karena kerjaan Koko mobile, jadi ke mana saja harus ada koneksi internet yang andal,” ucapnya.

Belum lama ini, Chandra juga mengungkap bahwa dirinya bekerja sama dengan penyedia jasa telekomunikasi kenamaan di Tanah Air, Telkomsel dengan menyele­nggarakan pelatihan untuk pelaku UKM dalam mempromosikan produknya, khususnya di jagat maya. Bertema, UKM Go Digital, peserta acara ini mencapai 100 orang lebih dari target yang hanya 40 orang.

”Artinya apa? UKM juga sudah mulai merasakan pentingnya branding (pencitraan) melalui media digital. Makanya menurut Koko, inisiatif yang dilakukan Telkomsel ini sangat bermanfaat dan akan membantu perkembangan usaha digital startup di Batam,” terangnya.

Pertumbuhan startup digital di Kota Batam memang menunjukkan tren meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu diungkap Sekretaris Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) Kepri, Ammar Satria. Menurutnya, pada tahun 2017 lalu, jumlah startup digital di Batam baru sekitar 20-an. ”Tahun 2018 naik 100 persen lebih, kurang lebih ada 50-an startup digital,” sebut Ammar.

Kenaikan jumlah komunitas pelaku usaha digital itu, sambung dia, juga tak lepas dari penetapan Batam sebagai penghubung atau hub industri digital dari Singapura ke Indonesia.

Beberapa di antara startup itu yakni olsera.com, marlinbooking.com, Fintech PSTronik-Batam, Fintech mareco.id, batamfast.com, portalkerjabatam.com, jobsindonesia.com, ISP Medianusa Permana, springworks.co.id, ISP 3dtech.net.id, yellowapes.com, ruangkreasi.co, Modelux, Fingerfast Laboratory dan masih banyak lainnya.

Sementara untuk food startup, lanjut Ammar, di antaranya batamliciouz.com, Kioichi Bakery, itsumo.id, jomtea.id, Sassy Lettuce, Brownerie Batam, fatboyclub.id, Cuanki Express, Takayna Bangkok, Hippie Green, its shasalicious, dan lain-lain.

Sedangkan startup Singapura yang berbasis di Batam di antaranya Glints, Vouch, Defers, Versa Fleet, Synergy Financial Adviser, Trustsource, Suzerin, Prospect, Stendard, Strangersoccer, Prospace, Smarterme, Datastrategy, dan lain sebagainya.

Ammar juga mengatakan, industri digital Batam sangat terbantu dengan layanan yang dihadirkan penyedia layanan telekomunikasi (provider) dalam pengembangan Internet of Things (IoT).

Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.

Menurut Ammar, berbagai kemudahan dan keandalan layanan provider seperti akses data generasi keempat atau fourth generation (4G) yang semakin luas dan terjangkau, pengaplikasian smart home, smart office dan smart city, serta fitur-fitur financial technology (fintech) yang dikembangkan provider dan juga infrastruktur cloud yang terintegrasi dengan perangkat seluler, makin memudahkan seluruh lapisan masyarakat mengakses internet kapanpun dan dimanapun.

”Industri 4.0 memberi dampak positif bagi pengembang dan pelaku industri digital, kami percaya Kota Batam setelah Pembangunan infrakstuktur selesai, masuk ke tahap industri 4.0,” jelas Ammar, yang juga merupakan Founder Fingerfast Laboratory tersebut.

Sebagai imbal balik kepada provider, pihaknya juga mendukung untuk pengembangan sistem otomasi, membuat kecerdasan buatan (artificial intelegensi), membuat keputusan berdasarkan data yang akurat serta terukur, dan sebagainya. ”Provider sangat berperan penting dalam industri 4.0, karena melalui akses internet yang cepat dan memadai ini akan memudahkan kami dalam pengembangannya,” ujarnya.

Ammar menyebut salah satu provider yang selama ini getol dan mau bekerja sama dengan kalangan startup digital Batam adalah Telkomsel. Bahkan, Telkomsel Batam merupakan anggota dan mitra dari Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Wantik) Batam (wantikbatam.id).

”Mereka mitra strategis kami dalam pengembangan konten, aplikasi dan jaringan, IoT, dan sebelum kami merumuskan program di tingkat Kota Batam, tentu kami mengundang Telkomsel dari kesiapan infrastruktur dan pengembangannya,” tuturnya.

Sementara itu, Manager Digital Regional Expansion Sumbagteng Telkomsel, ­Wahyudanto Sudiyono mengatakan Telkomsel telah memperkenalkan Mobile Consumer Insight (MSIGHT) kepada publik sebagai salah satu upaya mendukung transformasi digital Indonesia menuju revolusi industri 4.0.

Melalui partisipasi pada kegiatan Tech in Asia (TIA) 2018 yang diadakan di Jakarta Convention Center, MSIGHT memperkenalkan kapabilitas dan manfaat dari layanan Telco Big Data kepada komunitas industri, pemerintah dan startup. MSIGHT hadir sebagai portofolio bisnis Telkomsel yang menghadirkan layanan Telco Big Data.

”Melalui pengembangan kapabilitas kami dalam kemitraan teknologi, MSIGHT sebagai unit yang beroperasi secara business to business (B2B) hadir untuk memberikan nilai tambah untuk lembaga-lembaga pemerintah dan sektor industri seperti keuangan, transportasi, e-commerce, ritel, digital, periklanan, dan masih banyak lagi,” katanya.

Terkait kerja sama Telkomsel dengan berbagai pihak untuk mendukung peningkatan layanan digital di Kota Batam, terutama untk mewujudkan smart city, Wahyu menyebut Telkomsel telah menggelar layanan 3G dan 4G hingga menjangkau hampir seluruh Kota Batam.

”Sehingga masyarakat lebih mudah memanfaatkan layanan internet untuk proses bisnis, pekerja kantoran bahkan hal yang menyangkut pengembangan ekonomi, budaya, pariwisata dan kesehatan yang memanfaatkan layanan internet,” tutupnya. (ann)

Update