Jumat, 19 April 2024

Harga BBM Berpotensi Naik Kembali

Berita Terkait

Motor isi pertalite.
foto: batampos.co.id / dalil harahap

batampos.co.id – Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi oleh Pertamina yang mulai berlaku, Sabtu (5/1), diperkirakan tak akan bertahan lama. Sebab, har­ga minyak di pasar global yang sebe­lum­nya turun sejak November 2018 yang menjadi dasar Pertamina menu­runkan harga BBM di Indonesia, kini mulai bergerak naik kembali.

”Tren harga minyak ke depan masih akan fluktuatif. Bahkan per hari ini (kemarin, red) harga minyak sebetulnya sudah mulai merangkak naik,” ujar Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Faisal, Sabtu (5/1/2019).

Misalnya Brent dari yang tadinya USD 50 per barel menjadi USD 58 per barel.

“Sebenarnya Pertamina itu juga telat menurunkan harganya. Karena Shell sudah turun duluan harga jualnya, kemudian negara yang tidak mensubsidi BBM seperti Australia juga sudah turun,” sambung Faisal.

Ia memprediksi harga minyak tahun ini akan mencapai USD 70 hingga USD 80 per barel. Jika harga minyak dunia naik maka kemungkinan harga jual BBM non subsidi akan naik mengikuti harga keekonomiannya.

Sementara untuk penjualan BBM bersubsidi, Faisal menilai pemerintah bakal membutuhkan peningkatan subsidi. Terutama juga harga minyak sudah di atas USD 60 per barel. Pada tahun ini subsidi energy dianggarkan sebesar Rp 160 triliun.

Sementara tahun lalu realisasi subsidi energi sebesar Rp 153,5 triliun, melebihi pagu anggaran yang sebesar Rp 94,5 triliun.

Faisal menilai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar USD 70 per barel dalam R-APBN 2019 sudah tepat. Namun melihat risiko pergerakan harga minyak dunia ke depan, dia menilai pagu anggaran subsidi energi masih kurang.

“Sebenarnya ada dua pilihan ketika harga minyak naik. Menaikkan anggaran subsidi atau subsidinya dilepas,” tambah Faisal.

Faisal juga mengungkapkan, tahun ini negara-negara OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi) dan aliansinya seperti Rusia sudah merencakan untuk memotong produksi. Awalnya pemotongannya hanya 1,2 juta barel per hari, sekarang berubah menjadi 1,6 juta barel per hari.

Suplai minyak dunia yang dipotong dalam jumlah besar ini juga diprediksi tidak mampu diimbangi oleh produksi dari Amerika Serikat (AS), sehingga bakal memicu kenaikan harga di pasar global.

Seperti diketahui, terhitung Sabtu (5/1) PT Pertamina telah menurunkan harga BBM non subsidi. Penurunan tersebut sebesar Rp 150 untuk pertalite, Rp 200 untuk pertamax, Rp 250 untuk pertamax turbo, Rp 200 untuk dexlite, dan Rp 100 untuk dex.(JPG)

Update