Selasa, 23 April 2024

Pesan Pak Ismeth Abdullah, Agar Putra Terbaik Batam Ditempatkan di Jajaran Kepemimpinan BP Batam

Berita Terkait

Ismeth Abdullah

batamps.co.id – Mantan Kepala Otorita Batam (OB) periode 1998-2005 sebelum berganti nama menjadi Badan Pengusahaan (BP) Batam pada tahun 2007, Ismeth Abdullah, angkat bicara soal pergantian pimpinan di Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Ia mengatakan tugas utama BP ke depan adalah membuat iklim dunia usaha semakin kondusif untuk mendorong investasi.

“BP itu harus fokus ke marketing dan memecahkan persoalan logistik yang selama ini jadi hambatan dunia usaha,” katanya kepada Batam Pos, Kamis (10/1/2019).

Menurutnya, BP harus kembali kepada fitrahnya sesuai dengan tujuan pembentukannya. Harus fokus memajukan dunia usaha.

Sebagai kota industri yang menganut sistem Free Trade Zone (FTZ), Batam diciptakan untuk menampung industri yang mengekspor barang produksinya ke luar negeri. Makanya sangat perlu bagi BP Batam mencari cara untuk mengatasi persoalan tarif logistik dari Batam menuju Singapura yang lebih mahal dari Batam menuju Tiongkok.

“Batam itu FTZ yang didesain untuk menghadapi Johor, Vietnam, dan lainnya. Sehingga dalam kerangka berpikir, harus mencari cara bagaimana memajukan industri dengan membuat produk domestik meningkat sehingga daya tarik Batam akan terus meningkat,” ucapnya.

Bukan hanya tarif, persoalan seperti gaji, utilitas seperti listrik dan air, harga bahan pokok serta kenyamanan dan lainnya juga harus masuk dalam kajian.

“Dulu waktu Saipem masuk, biaya telepon juga dihitung dan dibandingkan dengan negara lain. Intinya apapun di sini harus dibuat lebih murah daripada di tempat lain agar investasi bisa cepat masuk,” paparnya.

Pembangunan infrastruktur yang menunjang kenyamanan industri juga harus ditingkatkan agar membuat pengusaha di kawasan industri betah.

“Idealnya Batam lebih baik tetap FTZ, tinggal ditambah kemudahan atau ditambah fasilitas seperti tax haven (suaka pajak, red) seperti di Malaysia,” ucapnya lagi.

Di Malaysia, kata Ismeth, memiliki area tax haven di Pulau Labuan. Tarifnya sa­ngat rendah untuk perusahaan perdagangan mencapai tiga persen. Sementara untuk peru­sahaan non perdagangan tidak dikenakan pajak.

Labuan sebagai offshore financial centre-nya Malaysia juga dilengkapi dengan bursa efek bernama Labuan Financial Exchange (LFX).

“Batam bisa cocok seperti di Labuan. Akan sangat menguntungkan,” katanya.

Ia juga sangat berharap agar putra-putra terbaik Batam ditempatkan di jajaran kepemimpinan BP Batam. Pengetahuan putra daerah bisa menjadi masukan berharga da­lam menentukan arah ke­bijakan pimpinan BP Batam.

“Karena mereka lebih paham si­tuasi daerahnya,” ungkapnya. (leo)

Update