batampos.co.id – Pemerintah Malaysia berencana mengubah sistem pendidikan di dalam negeri. Rezim Mahathir Mohamad itu ingin memperkaya jenis pelajaran yang diterima siswa. Dengan demikian, para siswa tidak terjebak dalam radikalisasi dan pertikaian paham Islam dewasa ini.
Menurut Free Malaysia Today, Kementerian Pendidikan Malaysia sudah bergerak untuk merancang kurikulum baru. Saat ini, mereka sedang meluncurkan survei online untuk mengetahui keinginan rakyat. Seluruh warga Malaysia dipersilakan mengirimkan saran tentang kurikulum baru.
”Kami juga menggelar berbagai pertemuan dan diskusi dengan seluruh pemangku kepentingan,” bunyi pernyataan dari pihak kementerian. Rencananya, semua masukan tersebut dievaluasi pada 6 Juni nanti.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sudah menyatakan niatnya untuk merombak sistem pendidikan di lembaga pendidikan negara sejak akhir tahun. Menurut dia, pelajaran yang didapatkan mayoritas generasi muda terlalu berfokus pada pelajaran Islam.
”Mereka hanya belajar Islam tanpa pelajaran yang lain. Hasilnya, mereka menjadi ulama yang baik, tapi tak bisa bekerja,” ungkapnya menurut The Straits Times.
Frekuensi pelajaran Islam, lanjut Mahathir, seharusnya dikurangi dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Siswa juga harus diberi bekal soal pendidikan ilmiah dan bahasa Inggris.
”Satu-satunya jalan agar Malaysia tumbuh adalah pendidikan baik. Bukan hanya baik dalam menghafalkan Alquran, tapi juga mengerti apa maksud dari kitab tersebut,” tuturnya.
Mahathir menegaskan bahwa rencana itu tak akan menghilangkan identitas Malaysia sebagai negara muslim. Kurikulum baru tersebut justru akan mengembangkan Malaysia sebagai negara global.
”Jangan biarkan ini menjadi isu politik dan membuang kesempatan untuk belajar ilmu,” ujarnya. (bil/c9/dos)