Jumat, 29 Maret 2024

Puskesmas dan Rumah Sakit Layani Pasien HIV/AIDS

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / dalil harahaptop, puskesmas

batampos.co.id – Sebanyak 11 puskesmas dan rumah sakit di Batam membuka layanan pengobatan untuk pasien penderita Human Immunodeficieny Virus (HIV) dan Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) tahun ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan pasien akan mendapatkan jenis obat Antiretroviral (ARV) guna menekan jumlah virus yang ada di tubuh penderita HIV/AIDS.

Didi menyebutkan ada enam puskesmas yang menyediakan pengobatan HIV/AIDS, yaitu Puskesmas Sekupang, Batuaji, Botania, Sambau, Seilangkai, dan Lubukbaja. Pasien bisa datang langsung berobat ke lima puskesmas tersebut.

Selain puskesmas, lima rumah sakit juga telah membuka pelayanan pengobatan untuk pasien HIV/AIDS, yaitu Rumah Sakit Badan Pengusahaan (BP) Batam-Seku-pang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Rumah Sakit Awal Bros, Rumah Sakit Santa Elisabeth-Lubukbaja, dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan.

Ia berharap semakin banyak pelayanan pengobatan yang dibuka untuk penderita HIV/ADIS, pasien bisa meningkatkan kepatuhan mengonsumsi obat. Saat ini Batam menem-pati posisi 11 dengan total penderita tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data 2018 terdapat 718 penderita HIV baru di Batam. Terdiri 486 laki-laki dan 232 perempuan. Dalam bidang pekerjaan, buruh/karya-wan pabrik menjadi pengidap HIV baru tertinggi, yaitu sebanyak 151 jiwa. Sedangkan paling rendah disusul ibu rumah tangga hingga nelayan, petani, dan peternak dengan jumlah dua penderita.

Sebelumnya, puskesmas juga telah membuka pengecekan atau screening gratis untuk warga Batam yang sudah pernah berhubungan seksual. Tujuan tes ini adalah mengenali dan mencegah penularan lebih dini.

”Semakin cepat diketahui tentu penanganan bisa lebih cepat. Kebanyakan selama ini mereka datang saat penyakitnya sudah stadium akhir,” sebutnya.

Hal lain yang terus dilakukan Dinkes, yakni edukasi masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS. Pasalnya, HIV selain berdampak fisik kesehatan, namun juga berdampak sosial.

”Semoga penderita bisa turun karena 2030 target dari Kemenkes juga Indonesia Zero HIV,” tutupnya.(yui)

Update