Kamis, 28 Maret 2024

Rupanya, Harga Tiket Pesawat masih Mahal

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / putut ariyotejo

batampos.co.id – Janji sejumlah maskapai penerbangan yang akan menurunkan harga tiket pesawat ternyata hanya pepesan kosong belaka. Hingga Rabu (16/1) kemarin, harga tiket ke berbagai rute dari Batam masih tetap tinggi.

Pantauan Batam Pos pada Rabu (16/1) di beberapa situs maskapai penerbangan menunjukkan, tiket pesawat masih dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga normal. Padahal, musim liburan Natal dan Tahun Baru sudah berlalu.
Lion Air, misalnya.

Harga tiket rute Batam-Padang dibanderol dengan harga Rp 758 ribu. Padahal biasanya, harga tiket Batam-Padang hanya sekitar Rp 370 ribu.

Begitu juga tiket Lion Air rute Batam-Cengkareng (Jakarta). Harganya masih cukup tinggi, yakni Rp 1,1 juta.

Harga tiket Citilink bahkan lebih mahal lagi. Untuk rute Batam-Cengkareng harganya tembus Rp 1,5 juta. Padahal biasanya harga tiket Citilink dengan rute yang sama hanya sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribuan.

Tiket tujuan Medan juga masih tinggi dibanding tarif biasa yang berlaku sebelum Natal dan Tahun Baru. Untuk keberangkatan 31 Januari, misalnya, paling rendah dijual Rp 920 ribu. Padahal, sebelumnya harga tiket berkisar Rp 650 ribu sampai Rp 750 ribu.

Terkait masih tingginya harga tiket ini, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hengki Angkasawan mengatakan, pihaknya tidak bisa mengintervensi maskapai untuk menurunkan harga tiket. Ia bahkan menyatakan maskapai-maskapai penerbangan domestik masih mematuhi aturan yang ada.

“Sejauh ini mereka tidak ada melanggar aturan ambang batas atas,” katanya saat dihubungi Batam Pos, Rabu (16/1).

Ia mengatakan, fungsi dan kewenangan Kemenhub hanya sebatas mengawasi maskapai yang menaikan tarif melebihi ketentuan. Dari pantauan Kemenhub hingga saat ini, tidak ada satupun maskapai melanggar aturan batas atas dan batas bawah harga tiket.

“Sejauh ini tidak ada masalah,” ucapnya singkat.

Sementara Corporate Communication Manager Citilink Indonesia Ageng Wibowo mengatakan, pihaknya belum mendapatkan pembaruan terbaru terkait harga tiket.

“Nanti ya, setelah ada informasi terbaru yang kami dapat,” ucapnya.

Hal senada diucapkan Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala. Ia mengatakan belum bisa memberikan keterangan terkait harga tiket, karena belum memiliki data.

“Belum ada yang masuk,” ucapnya.

Sedangkan masyarakat mengaku heran karena hingga kemarin harga tiket pesawat masih tetap tinggi. M Taufik salah satunya. Warga Tiban, Batam, ini menuturkan biasanya setelah libur Natal dan Tahun Baru berakhir, harga tiket turun.

“Biasanya harga tiket Batam ke Padang setelah libur Natal itu paling mahal Rp 450 ribuan. Tapi sekarang saya lihat di beberapa situs penjualan tiket online, dijual Rp 700 ribuan,” ungkapnya.

Harga tiket yang cukup tinggi ini membuat Taufik mengurungkan niat menghadiri hajatan keluarganya di Padang.

“Saya, istri, dan anak nggak jadi pulang. Sebab kalau pulang bisa menghabiskan biaya sekitar 4 jutaan untuk tiket. Dalam kondisi ekonomi saat ini, uang segitu cukup besar,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah dapat menekan pihak maskapai untuk menurunkan harga tiketnya.

“Kalau maskapai full service, tentu pangsa pasarnya orang kelas atas. Tapi harapan saya yang maskapai berbiaya murah menurunkan harga tiketnya, agar dapat meringkankan beban masyarakat kelas bawah,” harap Taufik.

Bagasi Berbayar Kembali Ditunda

Sementara kebijakan bagasi berbayar di sejumlah maskapai penerbangan kembali ditunda. Lion Air, misalnya. Rencananya, Lion Air menerapkan kebijakan bagasi berbayar ini mulai Rabu (16/1) kemarin. Namun kebijakan itu ditunda lagi setelah sebelumnya sempat direncanakan berlaku per 8 Januari lalu.

foto: batampos.co.id / putut ariyotejo

Disrik Manager Lion Air Batam M Zaini Bire mengatakan, penundaan ini karena ada imbauan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pihak Kemenhub menilai sosialisasi yang dilakukan Lion Air masih kurang.

“Sosialisasi itu hingga 22 Januari, setelah itu mungkin baru diterapkan,” kata Bire, Rabu (16/1).

Ia mengatakan, kurangnya sosialisai ini membuat kaget calon penumpang Lion Air yang belum mengetahui kebijakan ini. “Makanya kami perpanjang lagi,” tuturnya.

Sosialisasi bagasi berbayar, kata Bire, sudah dilakukan di berbagai media sosial. Lalu juga di konter-konter dan agen-agen Lion Air. Di Batam, Lion Air juga melakukan sosialisasi di Panbil Mall dan Mega Mall. “Ada outlet-outlet kami di sana, dan kami lakukan sosialisasi juga di sana,” ucapnya.

Bire mengatakan belum tahu apakah ada perubahan lagi setelah 22 Januari nanti dan masih menunggu arahan dari manajemen Lion Air pusat.

Penundaan kebijakan bagasi berbayar ini diakui oleh Direktur Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim, Suwarso. Selain Lion, sejumlah maskapai berbiaya murah lainnya juga belum menerapkan kebijakan bagasi berbayar ini, kemarin.(ska)

Update