Sabtu, 20 April 2024

Serapan Tenaga Kerja Menurun 60 Persen

Berita Terkait

batampos.co.id – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri menunjukkan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja di Kepri hingga Agustus 2018 dibanding periode yang sama pada 2017. Pada Agustus 2018, ada 901.019 penduduk yang bekerja, meningkat dari periode sebelumnya di 2017 yang hanya 896.931 penduduk.

Namun, data tersebut tidak serta merta mewakili kondisi ketenagakerjaan di kawasan industri yang ada di Batam. Di kawasan industri terbesar di Batam seperti Batamindo, justru jumlah tenaga kerja rekrutan menurun drastis hingga 60 persen.

”Ada korelasinya dengan pertumbuhan ekonomi di 2017 dan juga di 2018,” kata Mana-ger General Affair Batamindo, Tjaw Hoeing, Rabu (16/1/2019).

Berdasarkan data yang dihimpun Batamindo, jumlah tenaga kerja yang direkrut pada 2017 mencapai 12.967 orang. Sedangkan pada tahun lalu, jumlahnya turun menjadi 4.891 orang.

Tjaw mengatakan ketika awal 2017, perusahaan banyak melakukan perekrutan karena tren ekonomi Kepri dan Batam pada 2016 masih cukup baik. Namun memasuki triwulan kedua 2017, ternyata pertumbuhan ekonomi Kepri anjlok hingga menyentuh angka 1,06 persen.

”Itu karena dampak ekonomi global yang anjlok pada tahun 2017 lalu. Efeknya masih terasa hingga 2018,” kata Tjaw lagi.

Dampak penurunan ekonomi global pada tahun 2017 membuat banyak perusahaan di Batamindo menjadi berhati-hati dalam proses produksi. Penurunan ekonomi global membuat negara-negara yang mengimpor barang jadi dari Batam menurunkan jumlah pesanannya. Sehingga berdampak pada pemutusan kerja pada tahun itu.

Pada 2018, situasi ekonomi di Kepri mulai beranjak pulih. Perusahaan-perusahaan industri juga ikut mengambil langkah aman untuk mengontrol biaya operasionalnya, sehingga tidak banyak me-rekrut tenaga kerja. Belum lagi jika bicara mengenai dampak dari pembahasan Upah Minimum Kerja (UMK) di akhir tahun. Tak peduli, situasi ekonomi tengah naik atau anjlok sekalipun, UMK terus dipaksakan naik tiap tahunnya.

Perekrutan tenaga kerja 2018 terbanyak di Batamindo terjadi pada Mei dengan 962 rekrutan. Sementara perekrutan tenaga kerja paling sedikit terjadi pada Oktober dengan 92 tenaga kerja.

Pada data milik BPS, memang terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja di Kepri seperti yang dipaparkan di paragraf awal. Namun untuk porsi buruh, karyawan dan pegawai justru mengalami penurunan.

”Agustus 2018, jumlahnya 574.604 orang. Turun dari Agustus 2017 yang berjumlah 585.197 orang,” kata Kabid Statistik Sosial, Satriana Yasmuarto.

Meskipun dari segi jumlah buruh menurun, sebenarnya jumlah pekerja di industri pengolahan meningkat. Di Agustus 2017 ada 194.507 tenaga kerja. Meningkat menjadi 210.563 tenaga kerja pada Agustus 2018.

Jumlah tersebut disumbang dari peningkatan tenaga kerja yang sifatnya pekerja keluarga yang tak dibayar dari 33.777 di Agustus 2017 menjadi 52.510 di Agustus 2018. Kemudian pengusaha yang dibantu buruh tetap dari 49.091 di Agustus 2017 menjadi 66.173 di Agustus 2018.

Kemudian ada juga pengusaha yang dibantu buruh tidak tetap. Jumlahnya meningkat dari 29.302 di Agustus 2017 menjadi 41.593 di Agustus 2018. Sedangkan di kawasan industri, rata-rata pekerja sifatnya adalah buruh bayaran.

”Dampaknya adalah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kepri pada Agustus 2018 mencapai 7,12 persen. Turun jika dibanding periode yang sama pada tahun 2017 yakni sebesar 7,16 persen,” ucapnya.

foto: batampos.co.id / cr1

Pencaker Serbu Batamindo

Sementara itu, mengawali tahun 2019 ini, para pencari kerja (pencaker) menyerbu kawasan industri Batam. Seperti terlihat Rabu (16/1), ada ratusan pencaker memadati Community Center (CC) Batamindo. Mereka rela antre sejak pagi untuk menyerahkan berkas persyaratan lamaran pekerjaan. Para pencaker itu tak hanya warga Batam, tapi juga banyak dari luar daerah seperti Padang, Aceh, dan Medan.

”Informasinya awal tahun ini banyak buka lowongan pekerjaan,” kata Andes, pencaker asal Padang kemarin.

Meskipun dari informasi yang disebarkan lowongan dibuka hanya untuk pria. Namun tidak sedikit pelamar perempuan ikut mengantre mengantar lamaran. Mereka berharap ada keberuntungan, serta tersedia lowongan untuk mereka.

”Tadi ada buka (lowongan pekerjaan, red) PT Patlit Mukakuning. Itupun hanya untuk pria. Kalau perempuan kata-nya belum. Memang sedikit kecewa, karena sudah mutar-mutar, malah yang dicari pencaker pria,” ujar Melinda, sembari menenteng map berisi berkas lamaran.

Ia sendiri mengaku sudah dua bulan di Batam. Wanita tamatan SMK ini mengaku sengaja datang ke Batam karena menurut teman-temannya yang sudah bekerja, lowongan pekerjaan banyak dibuka awal tahun.

”Katanya awal tahun banyak yang buka. Tapi sampai sekarang belum ada panggilan,” ucapnya. Di PT Patlit Mukakuning, dari ratusan pelamar tak sedikit pelamar yang langsung dinyatakan gugur dalam proses penerimaan. Mereka gugur karena masalah administrasi, sebab persyaratan tinggi dibutuhkan minimal 163 sentimeter (cm).

Proses penerimaan dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, jika pelamar tidak memenuhi syarat seperti yang dibutuhkan, pelamar langsung dinyatakan gugur. Selain itu usia juga ditentukan minimal 18 tahun sampai 24 tahun dan memiliki pengalaman maintenance dan pengetahuan tentang elektronika.

”Gagal mas, karena tak punya pengalaman,” kata Andes kecewa.

Diakuinya, sangat sulit bagi mereka yang baru lulus SMK diminta memiliki pengalaman pekerjaan. Andes yang sudah lima bulan di Batam mengaku selalu terkendala persyaratan yang diberikan perusahaan. ”Harus lulusan SMK lah, pe-ngalaman lah, baru lulus saya punya pengalaman dari mana,” sesalnya.

Prioritaskan Pencaker Bersertifikat

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam akan berkoordinasi dengan perusahaan jika membutuhkan tenaga kerja. Disnaker memprioritaskan untuk menyalurkan tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan tenaga kerja. Disnaker juga akan fasilitasi perusahaan tersebut jika memang membutuhkan bantuan untuk rekomendasi karyawan.

Kepala Disnaker Kota Batam Rudi Sakyakirti mengatakan tingginya animo masyarakat mengikuti seleksi untuk pelatihan keterampilan beberapa hari lalu, karena peluang diterima bekerja setelahnya menjadi lebih besar. Apalagi, para peserta nantinya akan diberikan minimal dua sertifikat, yakni dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) maupun pihak Disnaker. ”Minimal dua, ditambah sertifikat jenis pelatihan yang mereka ikuiti,” kata Rudi, Rabu (16/1).

Dikatakannya, pelatihan keterampilan yang diadakan Disnaker tidak hanya mengejar sertifikat keahlian, namun ketika seseorang telah selasai dalam pelatihan diharapkan juga bisa mendiri, berwirausaha, membuka lapangan pekerjaan, yang mampu menyerap pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.

”Seperti menjahit buat ibu-ibu, bertanam hydroponik memanfaatkan lahan sempit untuk bercocok tanam atau keterampilan pendinginan mereka bisa buka tempat servis AC di rumahnya, serta keterampilan lain,” sebutnya.

Rudi mengatakan peluang bagi peserta pelatihan untuk mendapatkan perkerjaan tergantung dengan bidang pelatihan yang diikutinya. Jika ingin cepat mendapatkan pekerjaan maka ikuti pelatihan yang banyak dibutuhkan industri. ”Jika dia mengikuti pelatihan HRD akan sangat mudah untuk mendapatkan pekerjaan di tempat lain, sebab semua perusahaan membutuhkan HRD,” jelasnya.

Namun untuk pelatihan saat ini lebih terfokus pada dua sektor, yakni industri dan pariwisata. Karena Batam merupakan kota industri dan membantu Wali Kota dalam mewujudkan Batam sebagai kota pariwisata. ”Berimbang antara keduanya, sebab pariwisata penting untuk mendatangkan turis mancanegara,” sebut Rudi lagi.(leo/rng/cr2/)

Update