Jumat, 29 Maret 2024

Batam Segera Punya Perda HIV/AIDS

Berita Terkait

batampos.co.id – Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penanggulangan HIV/AIDS segera digulirkan awal tahun 2019 ini. Ranperda ini dianggap penting, menngingat tingginya angka penderita HIV/AIDS di Kota Batam.

“Masuk prioritas dan segera ditetapkan diprogram legislasi 2019,” kata Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Batam Sukaryo, Rabu (16/1).

Diakuinya, Ranperda itu merupakan usulan atau inisiasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam. Hal ini ditujukan sebagai bentuk kehadiran pemerintah di tengah-tengah persoalan yang ada di masyarakat. Sejauh ini, Dinkes sudah menyiapkan naskah akademik untuk diajukan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda).

Ranperda ini nantinya diharapkan mampu meminimalisir penanggulangan HIV/AIDS. Disini juga diatur kewajiban pemerintah untuk menyediakan pusat rehabilitasi bagi penderita serta sanksi bagi pelaku penyebar virus.

“Untuk tahap awal akan dibentuk Pansus (Pansus) sebelum dilakukan kajian,” tuturnya.

Seperti diketahui, sebanyak 11 puskesmas dan rumah sakit di Batam membuka layanan pengobatan untuk pasien HIV/AIDS di tahun ini. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan pasien akan mendapatkan jenis obat Antiretroviral (ARV) guna menekan jumlah virus yang ada di tubuh penderita HIV/AIDS.

Didi menyebutkan ada enam puskesmas yang menyediakan pengobatan HIV/AIDS, yaitu Puskesmas Sekupang, Batuaji, Botania, Sambau, Seilangkai, dan Lubukbaja. Pasien bisa datang langsung berobat ke lima puskesmas tersebut. Selain puskesmas, lima rumah sakit juga telah membuka pelayanan pengobatan untuk pasien HIV/AIDS, yaitu Rumah Sakit Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Rumah Sakit Awal Bros, Rumah Sakit Santa Elisabeth-Lubukbaja, dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan.

Berdasarkan data 2018 terdapat 718 penderita HIV baru di Batam. Terdiri 486 laki-laki dan 232 perempuan. Dalam bidang pekerjaan, buruh dan karyawan pabrik menjadi pengidap HIV baru tertinggi, yaitu sebanyak 151 jiwa. Sedangkan paling rendah disusul ibu rumah tangga, nelayan, petani, dan peternak yakni dua penderita.

Didi mengatakan, kasus HIV/AIDS di Batam terus meningkat karena penularan dan penyebarannya sangat cepat dan meluas tanpa mengenal usia, status sosial. Sehingga perlu upaya penanggulangan yang maksimal, komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. (rng)

Update