Jumat, 19 April 2024

Penyelundupan Narkoba Meningkat

Berita Terkait

batampos.co.id – Kasus penyelundupan narkoba melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam kian mengkhawatirkan. Otoritas bandara mencatat, jumlah kasus penyelundupan barang haram itu terus meningkat setiap tahunnya.

Direktur Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim, Suwarso, mengatakan sepanjang 2016 lalu pihaknya berhasil mencegah 9 upaya pe­nye­lun­dupan narkoba melalu Hang Nadim. Dari 9 kasus itu, petugas mengamankan 9.572 gram sabu.

Pada 2017, jumlah kasus penyelundupan sabu melalui Hang Nadim meningkat menjadi 22 kasus.

Jumlah barang bukti yang diamankan juga meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Yakni sebanyak 16.829 gram sabu dan 2.203 butir ekstasi. Kemudian pada 2018 lalu, petugas Bandara Hang Nadim berhasil mencegah 40 kasus penyelundupan narkoba.

Dari kasus itu pihak bandara mengamankan sebanyak 32.492 gram sabu.
Suwarso mengatakan, upaya penyelundupan ini umumnya terdeteksi saat kurir menjalani pemeriksaan di pintu security check point (SCP) pertama.

“Tapi ada juga yang lolos di SCP pertama dan berhasil diamankan di SCP kedua,” kata Suwarso, Jumat (18/1).

Suwarso mengatakan, pihaknya memang memberlakukan sistem keamanan berlapis. Setiap calon penumpang akan melalui proses pemeriksaan hingga dua kali. Sehingga jika upaya penyelundupan narkoba tidak terdeteksi di SCP pertama, bisa jadi akan terpantau di SCP kedua.

“Hal ini agar dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Tak hanya melakukan pemeriksaan melalui X-Ray di pintu SCP, pihak bandara juga menerapkan pemeriksaan secara manual melalui petugas yang disiagakan. Pihak bandara menempatkan 11 petugas pemeriksaan di setiap SCP bandara.

Suwarso merinci, 11 petugas itu terdiri dari empat orang yang mengawasi calon penumpang saat melewati walkthrough di terminal keberangkatan. Mereka akan langsung melakukan pemeriksaan secara manual, terutama kepada calon penumpang yang menunjukkan gerak-gerik mencurigakan.

Suwarso
foto: batampos / dalil harahap

“Empat orang ini terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan,” kata Suwarso.

Kemudian, ada dua petugas yang khusus mengawasi dan memantau layar monitor X-Ray, tiga petugas di depan pintu terminal kedatangan, dan dua orang lainnya yang bertugas mengawasi sistem keamanan secara keseluruhan.

Suwarso mengklaim, sistem keamanan dan pengawasan berlapis ini cukup efektif. Terbukti dari tahun ke tahun jumlah kasus penyelundupan yang berhasil dicegah terus meningkat.
Menurut Suwarso, modus penyelundupan narkoba melalui Bandara Hang Nadim cukup beragam. Mulai dari menyembunyikan sabu di selangkangan, di dalam koper, di dalam pakaian, bahkan memasukkannya di dalam dubur si kurir.

“Beragamlah caranya mereka selundupkan sabu itu. Dan saya selalu tekankan ke petugas agar selalu awas dan siaga serta tidak boleh lengah,” ucapnya.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Yani Sudarto, mengatakan penyelundupan narkoba melalu Bandara Hang Nadim semakin gencar karena permintaan narkoba yang semakin tinggi. Di satu sisi, banyaknya kasus yang terungkap membuktikan aparat semakin tanggap dalam mencegah penyelundupan narkoba.

“Dua-duanya saling berkaitan,” tuturnya.

Yani mengatakan, biasanya bandar sabu menggunakan kurir-kurir yang hanya tamatan SD dan SMP.

“Mereka ini orang-orang tidak bekerja dan butuh uang. Jadi, dikasih barang (sabu) untuk dikirim. Sifatnya spekulasi saja,” ucapnya.

Hal yang senada diucapkan oleh Kabid Brantas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, Bubung Pramiadi. “Jumlah penangkapan meningkat, karena petugasnya semakin aktif,” tuturnya.

Selain itu, kata Bubung, Batam merupakan salah satu pintu masuk narkoba ke Indonesia. Sehingga sering dimanfaatkan bandar sabu dari luar negeri.

Ia menjelaskan, narkoba diselundupkan dari luar negeri melalui pelabuhan ilegal yang tersebar di sepanjang pantai Batam dan Kepri. Lalu dari sana, narkoba dikirimkan ke luar Batam sesuai pesanan.

“Salah satu contohnya itu kasus bandar asal Palembang yang kami ungkap Agustus 2016. Itu pengungkapan lengkap, dari ekor (kurir) hingga kepalanya (bandar),” ucap Bubung.

Ia mengatakan, sabu milik bandar asal Palembang itu dipasok dari Malaysia dalam jumlah besar. Lalu sabu tersebut ditempatkan di salah satu perumahan mewah di Batam.

“Saat sabu masuk ke Batam dalam jumlah besar, tidak langsung dikirim ke Palembang. Tapi sedikit demi sedikit, sesuai pesanan. Dan sabu ini didistribusikan melalui Bandara Internasional Hang Nadim, modusnya dimasukan ke dalam sepatu,” tuturnya.

Dari kasus ini, Bubung mengatakan, menangkap pasangan suami istri selaku bandar asal Indonesia, lalu juga pemasoknya dari Malaysia. “Kami juga mengamankan beberapa orang kakinya (kurir, red),” ujar Bubung. (ska)

Update