Jumat, 19 April 2024

TPA Longsor, Alasan Batam Tak Dapat Adipura

Berita Terkait

TPA punggur.
F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Jika tahun 2017, Batam mendapat sertifikat Adipura. Untuk penghargaan 2018 Batam justru tidak mendapat piala maupun sertifikat Adipura. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam Herman Rozie mengatakan, penyebab utama Batam tidak meraih penghargaan kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan ini, karena longsor yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telagapunggur di penghujung 2017 lalu.

”Penilaian tersebut dilakukan pas seminggu (setelah) TPA longsor,” kata Herman, Rabu (16/1/2019).

Bencana longsor tersebut membuat bak lindi di TPA tertutup tanah. Karena dianggap tidak ada pengolahan air lindi dari tumpukan sampah. Keadaan ini membuat penilaian Adipura di TPA bernilai 0.

”Belum lagi pascalongsor terjadi kebakaran di area TPA. Padahal persentase nilai yang paling besar yakni pengolahan sampah di TPA,” imbuhnya.

Ia juga mengatakan, selama ini belum ada pengolahan sampah di TPA Punggur karena hanya menggunakan sistem sanitary landfill (menumpuk). Maka kini sedang digodok pengolahan sampah yang akan diubah menjadi energi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) juga sudah membangun bak pengolahan air sel baru dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 23 miliar. Sel baru ini berdiri di atas lahan 2,4 hektare dengan ketinggian 30 meter. Dan diperkirakan mampu menampung sampah rumah tangga hingga 7-10 tahun.

Soal pelayanan persampahan seperti di perumahan-perumahan, Herman mengatakan pihaknya telah melakukan semaksimal mungkin. Bahkan diakuinya keluhan soal pengakutan sampah dari tahun ke tahun cenderung berkurang.

Akan tetapi, ia berharap kepada masyarakat juga dapat andil menjaga lingkungan baik tempat umum maupun di permukiman masing-masing.

”Seperti di pasar, ada tong sampah buangnya di luar. Padahal jelas ada larangannya,” sesal dia.

Ia mengaku, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) selalu jadi masalah karena berdiri di pinggir jalan, sementara pihaknya tidak pernah mendapat alokasi lahan. ”Sebenarnya kita tak punya TPS, hanya menempatkan bin kontainer. Bin ini ibaratnya seperti tong sampah,” ucap dia.

Ia menyampaikan, pihaknya terus melakukan perbaikan layanan dan pengelolaan sampah di Batam. Walau diakui-nya sejauh ini tidak ada penambahan armada sampah. Tapi persoalan persampahan akan tuntas jika seluruh komponen, baik masyarakat maupun pemerintah ikut turun tangan.

”Yang jelas keinginan kita bersama Batam ini bersih dan rapi demi kenyamanan kita semua. Adipura itu bukan target. Akan tetapi jika Batam bersih, Adipura ini akan kita dapat,” tuturnya.

Selain pengelolaan sampah di TPA, komponen penilaian Adipura yang lain adalah pasar, sekolah, jalan arteri, saluran terbuka, hutan kota, pohon peneduh. Lokasi penilaian diacak setiap tahunnya.(iza)

Update