Rabu, 17 April 2024

112 Ribu KK di Batam Belum Memiliki Rumah

Berita Terkait

batampos.co.id – Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan (Disperkimtan) Kota Batam, mencatat hingga saat ini masih terdapat sekitar 112 ribu kepala keluarga (KK) belum memiliki rumah. Seratus ribu lebih kepala keluarga yang belum memiliki rumah itu, kini yang tinggal di rumah-rumah liar (ruli).

Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Disperkimtan pada tahun 2019 ini, kembali mengajukan penambahan rumah susun sewa (rusunawa) ke pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan hunian warga Batam.

Kepala Disperkimtan Kota Batam, Eryudhi Apriadi mengatakan, saat ini pihaknya telah mengajukan penambahan tiga twin block rusunawa untuk Kota Batam. Hanya saja, kemungkinan yang akan disetujui hanya satu twin block. Sebab pemerintah pusat tengan memprioritaskan bantuan untuk daerah-daerah yang terka bencana alam pada akhir tahun 2018 lalu.

”Memang kita sudah mengajukan penambahan rusunawa, ada tiga twin block yang kita usulkan tapi sepertinya hanya satu yang akan disetujui. Namun hingga saat ini Disperkimtan masih mengusahakan agar bisa terealisasi,” kata Eryudhi, Minggu (20/1).

Dia mengaku, Disperkimtan harus proaktif dalam mengajukan penambahan twin block ini kepada pemerintah pusat. Tidak cukup hanya mengusulkan saja, melainkan harus sering di follow-up sampai tahap mana usulan yang diajukan. Sebab Batam juga bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia dalam pengajuan bantuan dari pemerintah pusat.

”Usulan yang diajukan sudah masuk dalam daftar yang akan disetujui oleh pemerintah pusat. Dan usulan Batam masuk dalam urut nomor pertama, semoga saja disetujui,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini di Kota Batam hanya memiliki 78 twin block yang dikelola Pemko Batam, Badan Pengusaha (BP) Batam, serta Jamsostek. Dimana, 30 twin block di antaranya merupakan rusunawa yang dikelola oleh Pemko Batam dengan kapasitas 2.900 kamar untuk satuan rusun.

”Itu (rusunawa) diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah,” sebutnya.

Eryudhi, Kepala Dinas Perkimtan Pemko Batam.
foto: batampos.co.id / Yulitavia

Eryudhi mengatakan, rusunawa ini sangat membantu masyarakat karena harga sewanya juga sangat murah. Mulai harga terendah Rp 155 ribu hingga harga tertinggi sevesar Rp 240 ribu per bulan.

”Harga (sewa) tersebut berdasarkan lantai mana kamar yang disewa. Makin ke atas harganya makin murah,” sambungnya.

Dikatakannya, rusunawa seperti di kawasan Mukakuning, Sekupang, dan Tembesi umumnya kamar-kamarnya sudah penuh terisi. Hanya saja, untuk rusunawa di kawasan Tanjunguncang sekarang masih banyak yang kosong karena ditinggalkan penghuni yang tidak lagi bekerja.

”Di daerah Tanjunguncang banyak perusahaan galangan kapal yang tutup, sehingga penghuni rusunawa yang dulu bekerja disana sekarang sudah pindah,” ungkapnya.
Akan tetapi, lanjut Eryudhi, kebutuhan secara keseluruhan akan rusunawa untuk Kota Batam dengan 78 twin block yang ada saat ini dianggap masih sangat kurang. Sebab, dari hasil pendataan rumah liar pada tahun 2017, masih ada sekitar 33 ribu. Dan itu harus diatasi dengan penambahan rusun.

”Jadi kami (Disperkimtan) sangat berharap agar setiap tahun ada penambahan rusun untuk Kota Batam, sebagai solusi hunian yang layak bagi masyarakat,” tuturnya.(cr2)

Update