Sabtu, 20 April 2024

Gas 3 Kg Langka, Lagi

Berita Terkait

batampos.co.id – Gas elpiji 3 kilogram (kg) kembali langka di sejumlah wilayah di Kota Batam dalam beberapa hari terakhir. Kelangkaan gas dengan tabung mirip melon di sejumlah pangkalan, ternyata dimanfaatkan pedagang eceran. Mereka menjual gas bersubsidi tersebut Rp 23 ribu per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 18 ribu.

Alimin, warga Bengkong Swadeby mengaku harus berkeliling Bengkong untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut. Sejumlah pangkalan gas yang disambangi stoknya habis.

”Sudah cari keliling, dapatnya dekat Kampung Bawean (Bengkong Harapan II, red) di pedagang eceran. Hanya harganya mahal, Rp 23 ribu per tabung,” terang lelaki 35 tahun itu.

Kendati lebih mahal Rp 5 ribu dari harga normal, Alimin mengaku tetap membeli untuk kebutuhan memasak istrinya.

”Ya mau gimana lagi, terpaksa dibeli meski harga-nya mahal. Soalnya enam pangkalan yang saya datangi semuanya kosong,” ujarnya.

Senada dikatakan Dimas yang juga berkeliling untuk mendapatkan gas tersebut.

Menurutnya, di sejumlah pang-kalan stoknya habis, sehingga ia membeli di pedagang ece-ran.

”Di pangkalan-pangkalan pada habis, jadi beli di toko kelontong, harganya Rp 22 ribu per tabung,” sebutnya.

Sementara itu, Nur, penjaga pangkalan di Bengkong me-ngakui jika gas elpiji 3 kg memang langka beberapa hari. Pasokan gas dari distributor baru datang lagi pada Senin (21/1/2019) lalu.

”Datang pagi, sorenya sudah habis. Ya, karena banyak yang beli. Jumat sampai Minggu kan tak ada pe-ngiriman,” ujarnya.

Dikatakan Nur, pembelian gas elpiji bersubsidi ini dibatasi, bahkan untuk usaha kecil menengah (UKM) hanya diperbelohekan membeli dua tabung.

”Kalau UKM kecil hanya boleh dua,” imbuhnya.

Tidak hanya di wilayah Bengkong, kelangkaan gas 3 kg juga terjadi Tanjungpiayu, Seibeduk. Sejumlah pangkalan gas di wilayah ini juga kosong dalam seminggu terakhir. Anehnya, di tingkat pedagang eceran justru tersedia, hanya saja harganya tinggi.

Toba, agen pangkalan di Kelurahan Mangsang, Tanjungpiayu, Seibeduk, menga-takan dalam seminggu hanya sekali pengiriman, yakni setiap Selasa dengan kuota 70 tabung. Jumlah tersebut untuk 100 kepala keluarga (KK) di RT 03/RW 12 Perumahan Bida Ayu.

Dikatakannya, pemilik pang-kalan sudah berupaya meminta penambahan kuota, namun hingga kini belum ada tanggapan. Pasalnya keba-nyakan di daerah tersebut adalah pedagang usaha kecil menengah (UKM).

”Di sini (Kelurahan Mangsang, red) banyak UKM. Pedagang bisa ambil sampai lima tabung. Jadi, siang datang sorenya sudah habis. Akibatnya rumah tangga banyak yang tidak dapat jatah,” ungkapnya.

Pantauan di pangkalan lainnya di Perumahan Bidaayu, terlihat stok gas elpiji masih kosong. Juliana, pemilik pang-kalan mengatakan pengiriman dari distributor sekali dalam seminggu, yakni setiap Kamis dengan jumlah kuota 50 tabung. Padahal, di sekitar pangkalan yakni RT 02 / RW 12 terdapat 130 KK.

”Hanya 50 tabung, belum lagi pedagang kecil yang sekali bisa ambil 5 sampai 6 tabung,” ujarnya saat ditemui, kemarin.

Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram ini juga dikeluhkan Tatik, pengusaha rumah makan. Ia menuturkan kalau di daerahnya tersebut gas sudah mulai langka, bahkan ia sempat kesusahan mencari gas hingga terpaksa harus mencari ke pangkalan. Namun, hasilnya pasokan di pangkalan lainnya juga kosong.

”Susah sekali (cari gas 3 kg di pangkalan, red). Hanya ada di pengecer tapi harga sudah Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per tabung, itupun stoknya tidak banyak,” keluh Tatik. (she/cr1)

Update