Jumat, 29 Maret 2024

Dua Tahun Tak Terbangun, Taman Labirin Berharap CSR Perusahaan

Berita Terkait

Kebun Raya Batam.
foto: putut ariyotejo / batampos

batampos.co.id – Rencana pembangunan Taman Labirin di Kebun Raya (KR) Batam tak kunjung terealisasi. Padahal, rencana pembangunan taman ini sudah ada sejak 2017.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan (Disperkimtan) Kota Batam Eryudhi Apriadi mengatakan, pihaknya kini mendorong kalangan swasta untuk ikut berpartisipasi membangun taman yang berkonsep lika-liku, serta memiliki banyak jalan buntu tersebut.

”Luas lahannya sekitar 2 hektare, perkiraan kebutuhan dananya Rp 1,7 miliar,” kata Eryudhi, Rabu (13/2/2019).

Ia menyampaikan, partisipasi swasta itu berupa dana corporate social responsibility (CSR) seperti pembangunan Taman Tuah Melayu di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Batam Center yang merupakan kerja sama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) Area Batam. Kelak, diharapkan taman labirin ini menjadi primadona baru di Batam.

Taman labirin ini dirancang memiliki sistem jalur yang rumit, berliku-liku, serta memiliki banyak jalan buntu. Selain menjadi atraksi wisata, taman ini juga bisa menjadi wahana edukasi bagi siswa.

”Tapi nanti ada menara pe-ngawasnya, kami tempatkan petugas di sana. Ini akan jadi lokasi liburan keluarga juga,” imbuh dia.

Data yang dirangkum Batam Pos, pada Februari 2017 lalu, Kepala Bidang Taman Disperkimtan Irwan mengungkap taman ini sempat direncanakan bersamaan dengan empat taman lain.

Khusus taman labirin, dianggarkan Rp 500 juta saat itu. Lalu, pada Oktober 2017 mantan Kepala Disperkimtan Batam Herman Rozie (kini Kepala Dinas Lingkungan Hidup) mengungkapkan rencana pembangunan akan dilakukan 2018 dengan anggaran Rp 1,2 miliar plus anggaran sekitar Rp 367 juta untuk peluncurannya. Namun, hal itu tak kunjung terwujud.

Kini, selain taman labirin, Disperkimtan Batam juga mengajak swasta mengembangkan pinggiran danau di Kebun Raya Batam. Adapun, jenis pembangunannya yakni pembangunan jalan tapak, penanaman rumput, penga-daan tempat duduk hingga penanaman pohon.

”Kalau sudah ditata, sepanjang jalan setapak dan pinggir danau ada kursi, cocok untuk santai dan masyrakat bisa gelar tikar,” paparnya.

Sebelumnya, pihaknya juga berencana mengembangkan wisata manggrove. Namun, ia mengatakan penataan lokasi ini akan dilakukan terpisah dengan dua rencana tersebut.(iza)

Update