batampos.co.id – Kehadiran calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, di beberapa tempat di Bali, khususnya yang terjadi di Kabuapten Tabanan rupanya mendapat perhatian serius dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bali.
Bahkan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Bawaslu Tabanan untuk membahas penolakan tersebut. Terlebih, penolakan tersebut disertai surat pernyataan yang fotonya sudah beredar. Khususnya, surat pernyataan di Desa Pekraman Pagi, Desa Senganan, Penebel.
Seperti dikatakan anggota Bawaslu Provinsi Bali, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, pihaknya sedang menghimpun informasi terkait itu.
“Kami sudah meminta hasil pengawasan Bawaslu Kabupaten Tabanan. Mudah-mudahan besok sudah kami dapatkan,” ujar Raka Sandi, Minggu (24/2).
Untuk saat ini, Raka Sandi menegaskan bahwa pihaknya belum mau mengambil kesimpulan. Pihaknya mesti menelusuri kebenarannya. Dan yang terpenting apakah memang penolakan itu murni karena aspirasi masyarakat setempat atau tim dari Sandiaga yang memang memindahkan lokasi acaranya.
Secara aturan, sambungnya, yang dilarang berkampanye adalah perangkat desa. Mulai dari kepala desa atau perbekel, jajarannya, sampai dengan kepala lingkungan.
Sedangkan untuk bendesa adat atau kelian adat, menurut dia sesuai ketentuan memang tidak ada. Namun yang dia garis bawahi, dalam tahapan kampanye yang wilayahnya nasional, setiap pasangan calon berkesempatan mendapatkan perlakuan yang sama.
“Mungkin masyarakat memiliki aspirasi lain. Tapi sekarang tinggal lihat hasil pengawasannya. Kami tidak mau beropini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sandiaga direncanakan datang ke Tabanan pada Sabtu (23/2). Lokasi yang dituju ada dua tempat. Di Desa Pekraman Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel. Serta di wilayah Banjar Katimemes, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan.
Namun, rencana kedatangannya itu ditolak masyarakat. Di Desa Pekraman Pagi bahkan penolakannya dibuat secara tertulis. Karena ada surat pernyataan penolakan yang ditandatangani langsung oleh Keliat Adat Banjar Pagi, Kelian Dinas Pagi, dan Bendesa Pekraman Pagi.
Di lain bagian, Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo–Sandi Provinsi Bali tidak ambil pusing terhadap maraknya penolakan kehadiran calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno. Justru tim sukses Prabowo–Sandi menilai penolakan tersebut sebagai bentuk ketakutan kubu lawan.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu dianggap bisa mengancam Bali sebagai “kandang banteng” atau basis pendukung paslon nomor urut 01, Jokowi – Amin.
“Hikmahnya (penolakan Sandiaga Uno) mereka ketakutan. Prabowo–Sandi ini luar biasa. Kalau biasa-biasa saja tidak mungkin dianggap mengancam, sehingga harus ditolak,” ujar koordinator juru bicara BPD Prabowo–Sandi Provinsi Bali, I Made Gede Ray Misno, kemarin (24/2).
Padahal, lanjut Ray, kedatangan Sandiaga ke Bali dalam rangka kunjungan resmi menyapa masyarakat. Tim sukses sudah melengkapai semua surat dan persyaratan untuk menyelenggarakan acara. Bahkan, perizinan dari pihak berwajib juga sudah dikantongi.
Namun, sebagian masyarakat yang mengaku spontanitas menolak Sandiaga. Ray menyatakan tidak akan memperpanjang masalah tersebut.
“Saya melihat penolakan itu sebagai bentuk berkurangnya mulat sarira. Kita sering mengecam orang yang bertindak radikal yang melakukan sweeping, tapi kita juga melakukan hal tak jauh berbeda. Semoga ke depan tak terulang,” tandas mantan Ketua KPUD Kota Denpasar, itu.
Ditambahkan, awalnya pada 24 Februari pagi setelah Sandiaga berolahraga hendak ke Tabanan. Tapi karena ada penolakan diubah ke Tanjung Benoa dan seputaran Kota Denpasar.
Sementara itu, Sandiaga Salahuddin Uno sendiri enggan menanggapi lebih jauh penolakan yang terjadi di beberapa daerah terkait kampanyenya di Bali. Dia mengaku tidak ingin kehadirannya justru membuat suasana tidak nyaman.“Saya tidak mau ada di sini malah menimbulkan situasi yang tidak kondusif,” ujar Sandi, usai menghadiri Geber Nasional OK Oce dan Temu Pengusaha Bali di Princess Keisha Hotel kemarin.
Selanjutnya dia menyampaikan terima kasih terhadap dukungan dari simpatisan yang hadir di acara itu. Baik yang datang dari Tabanan maupun Badung.
“Kami pusatkan di sini. Yang di Tabanan kami ajak ke sini,” imbuhnya.
Geber Nasional OK Oce sendiri menjadi agenda terakhir kampanye Sandi di Bali sebelum bertolak ke Makassar, Sulawesi Selatan. Di acara yang mengambil tema “Optimalisasi Penciptaan Lapangan Kerja di Daerah Wisata” itu Sandi menjadi keynote speaker.
Dalam acara itu, Sandi menjanjikan beberapa paket program di bidang ekonomi seandainya dirinya bersama Prabowo Subianto terpilih dalam pemilihan presiden nanti.
OK Oce yang semula diterapkan di Jakarta selagi dirinya menjadi wakil gubernur menjadi salah satu programnya. Dan, gerakan ini akan dikembangkan juga di Bali.
“Di Jakarta (OK Oce) sudah bisa ciptakan lebih 30 ribu lapangan pekerjaan. Kalau di Bali dikemas dengam baik akan membuka peluang pekerjaan,” klaim Sandi.
Menurutnya, peluang lapangan pekerjaan dominan ada pada sektor UMKM yang berbasis ekonomi kreatif. Ini yang akan difasilitasi OK Oce. Khususnya di Bali dengan sektor pariwisatanya.
“Kami dorong entrepreneurship. Saya dan Pak Prabowo fokus di ekonomi,” teriaknya di hadapan emak-emak.
Soal jumlah entrepreneur, Sandi juga sempat mengaitkannya dengan predikat Indonesia saat ini. Menurutnya, jumlah entrepreneur di Indonesia masih ketinggalan jauh dibandingkan beberapa negara lainnya. Jumlahnya saat ini baru 3,1 persen.
“Jumlah entrepreneur kita masih ketinggalan. Kalah dengan Thailand lima persen. Dengan Malaysia kita kalah enam persen. Padahal 97 persen lapangan pekerjaan diciptakan UMKM. Enam puluh persen ekonomi domestik didorong oleh UMKM,” tegasnya. (hai/aim)