Jumat, 29 Maret 2024

Pakistan Minta Damai, India Cuek

Berita Terkait

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi

batampos.co.id – India dan Pakistan mulai mengambil sikap yang berbeda dalam konflik di perbatasan Kashmir. Pakistan terus menegaskan bahwa pihaknya siap berdamai. Namun, India bersikukuh menolak ajakan dari negara tetangganya itu.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi kembali mengungkapkan keinginan Pakistan untuk berdamai. Menurut dia, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan siap menerima telepon dari Perdana Menteri India Narenda Modi kapan saja. Bahkan, dia tak keberatan untuk menyerahkan pilot India Abhinandan Varathan yang ditangkap Rabu lalu (27/2/2019).

”Kami siap untuk segala kemungkinan demi menenangkan suasana. Termasuk mengembalikan pilot yang sedang kami tahan,” ujarnya kepada Reuters.

Kubu Pakistan juga sudah membuka jalur untuk membicarakan isu terorisme. Rabu malam Qureshi menerima sejumlah dokumen dari pemerintah India. Dokumen itu diklaim kabinet Modi sebagai bukti keterlibatan Jaish-e-Mohammad dalam serangan Pulwama medio Februari lalu.

”Kalau mau berdiskusi berdasar dokumen, saya siap. Jangan bilang Anda ingin merusak stabilitas regional atau membunuh nyawa tak berdosa hanya karena politik,” tegas Qureshi.

Qureshi memang terlihat frustrasi saat melihat India tak menggubris permintaan perundingan dari Pakistan. Frustrasi itu dirasakan oleh semua elemen Pakistan. Termasuk tokoh oposisi politik Bilawal Bhutto Zardadi. Meski sering berbeda pendapat dengan pemerintah, Ketua Pakistan People Party tersebut setuju dengan langkah Khan kali ini.

”Generasi masa depan kedua negaralah yang akan membayar dari pemikiran dangkal ini. India seharusnya merespons panggilan perundingan dari kami,” ujar anak Benazir Bhutto itu menurut Geo News.

Di India, Modi seakan menutup telinga. Dalam pidato terbarunya, Modi menegaskan bahw­a India tak akan berhenti melawan terorisme yang mengancam keamanan negara. Menurut dia, itu adalah skema jahat dari satu oknum untuk menje-g­al pertumbuhan ekonomi negara Bollywood itu.

”Musuh terus mencoba mengacaukan kondisi negara dengan melakukan aksi teror. Saya katakan bahwa semua rakyat akan berdiri melawan rencan­a itu,” tegasnya dilansir The Guardian.

Bahkan, so­al pembebasan Abhinandan, India tak mau melu­nak. Mereka menuntut sang pilot segera dibebas­kan tanpa syarat apapun. Menurut rakyat India, Pakistan sudah keterlaluan dalam aksinya menembak jatuh dan menahan personel yang terluk­a.

”Kami tidak meminta akses konsuler terhadap pilot IAF (Indian Air Force). Kami ingin dia kembali secepatnya,” ungkap pernyataan resmi pemerintah India.

Hal tersebut jelas membuat pemerintah internasional ikut resah. Konflik dua negara itu jelas menghasilkan dampak negatif bagi beberapa negara. Belasan penerbangan Thai Airways menuju Eropa dibatalkan. Taliban juga menegaskan bahwa perundingan perdamaian Afghanistan tidak akan berjalan jika India masih menyerang Pakistan.

Karena itu, Jepang, Uni Eropa, dan Arab Saudi meminta agar kedua pihak menahan diri. Negara adidaya seperti Tiongkok, Rusia, dan AS menawarkan jasa sebagai mediator. Di Hanoi, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS sudah bergerak untuk menengahi dua kubu yang sedang berseteru itu.

”Tunggu saja kabar baiknya dalam waktu dekat,” ucapnya. (bil/c6/dos)

Update