Jumat, 19 April 2024

DBD Menyerang Batuaji

Berita Terkait

batampos.co.id – Penderita demam berdarah dangue (DBD) terus bertambah di Batuaji. Lima orang warga kampung Jatim RT 04/RW kelurahan Tanjunguncang dilaporkan positif menderita penyakit yang disebabkan sengatan nyamuk aedes aegepty itu. Mereka kini dirawat di berbagai rumah sakit yang ada di Batuaji.

Laporan ini disampaikan Lembaga Pemberdaya Masyarakat (LPM) Tanjunguncang yang prihatin dengan mewabahkan penyakit yang cukup mematikan itu.

“Sudah banyak sebenarnya cuman sudah terdata karena banyak (pasien) yang berobat diam-diam. Terakhir di kampung Jatim. Ada lima orang yang masih dirawat sampai saat ini,” ujar anggota LPM Tanjunguncang Leo, Selasa (5/3/2019).

Lima orang penderita DBD itu, tiga diantaranya anak-anak dan saat ini masih dirawat di rumah sakit yang berbeda.

Lima penderita terakhir ini menambah daftar panjang penderita DBD di Batuaji selama sepekan ini. Sebelumnya tiga anak di kelurahan Bukit Tempayang juga dilarikan ke rumah sakit karena terjangkit penyakit serupa.

Data dari puskesmas Batuaji penderita DBD di awal tahun 2019 ini masih cukup tinggi. Total ada 20 pasien positif DBD yang berobat ke sana.

“Masih tinggi, tapi alhamdulillah tidak ada yang meninggal seban cepat ditangani,” ujar kepala Puskesmas Batuaji Fitriati, kemarin.

Demikian juga data dari rumah sakit umum daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji. Total penderita DBD yang dirawat sebanyak 21 orang dengan perincian di bulan Januari sebanyak 11 pasien Februari tujuh dan Maret sudah dua pasien.

Jumlah ini menunjukan bahwa DBD masih mewabah sehingga perlu peran aktif semua pihak untuk sama-sama melawan penyebaran penyakit tersebut.

“Upaya yang harus dilakukan adalah menjalankan pola hidup sehat. Program 3 M Plus tak boleh dipandang sepeleh. Itu harus dijalankan,” ujar Fitriati.

Upaya dari pihak Puskesmas untuk menekan angka penyebaran penyakit ini adalah fogging ataupun pengasapan. Pengasapan sudah dilakukan di sejumpah pemukiman yang terdeteksi mewabahya DBD.

“Tim fogging masih terus bergerak untuk tindakan dari kami,” kata Fitriati.

Jumlah penderita DBD ini diprediksi lebih dari angka-angka tersebut diatas sebab tidak semua warga yang terjangkit berobat ke puskesmas ataupun RSUD. Masih banyak warga yang berobat ke klinik atau rumah sakit swasta sehingga tidak terdata di Puskesmas ataupun RSUD. (eja)

Update