Kamis, 28 Maret 2024

Pengusaha Tolak Jukir, Dishub Arahkan Parkir Mandiri

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan Kota Batam Jeksel Alexander Banik menyebutkan penepatan juru parkir di deretan Ruko Tunas Regency Sagulung dikarenakan pengelola ruko sudah tidak mampu lagi membayar biaya parkir mandiri.

“Tunas Regency awalnya parkir mandiri, makanya gak ada jukir. Tapi karena pengelola tak mampu membayar lagi, terpaksa kita tarok jukir. Mau tidak mau parkirnya harus kami kelola,” kata Alex, Senin (4/3/2019).

Diakuinya, terkait keluhan pemilik ruko yang menolak adanya jukir di sana, Alex mengarahkan untuk parkir mandiri kembali. Begitu juga dengan masih adanya juru parkir yang menarik retribusi melewati jam operasional, ia mengaku akan menjadikan target operasi tim terpadu.

“Kalau mau nolak jukir, ya bagusnya parkir mandiri. Karena bagaimana pun disana termasuk titik parkir yang terdata di Dishub,” tuturnya.

Alex menambahkan, besaran biaya parkir mandiri tergantung luas wilayah. Pengelola kawasan parkir yang ingin menggunakan fasilitas ini bisa mengajukan ke dishub. Nanti petugas dishub bersama tim survey akan menghitung, sekaligus menetapkan biaya parkir mandiri.

“Kalau di Tunas Regency itu kemarin Rp 5 juta per bulan,” ujarnya.

Terkait titik parkir mandiri kini Batam punya 180 titik. Menurutnya, titik-titik parkir mandiri ini rutin membayar. Besar pembayaran berbeda untuk setiap lahan parkirnya dari ratusan ribu hingga puluhan juta.

“Kalau sudah ada kesepakatan obyek parkir pasti mereka bayar. Disana nantinya juga terpasang plang gratis parkir,” katanya.

Sebelumnya, pemilik toko di deretan Ruko Tunas Regency Sagulung mengaku
sangat terganggu sebab semenjak ada jukir, pengunjung ataupun pelanggan mereka jadi bekurang. Pengunjung lebih cenderung ke pasar Fanindo karena disana bebas parkir.

“Kayak rumah makan seperti saya inilah paling rasa. Tahulah sekarang persaingan ketat. Kalau pengunjung merasa tak nyaman atau terkendala dengan jukir ini misalkan, tentu akan cari tempat makan lain. Apalagi banyak loh di sini rumah makan seperti ini,” kata Rusdi, pemilik rumah makan di komplek pertokoan Tunas Tegency, Minggu (3/3).

Senada dengan Ulfa, pemilik kedai kelontong di komplek pertokoan yang sama. Kehadiran jukir ini berdampak pada omset penjualannya sebab sepih pengunjung.

“Awal-awal mau berantem sama suami saya tapi itu tadi, mereka (jukir) ini seperti dilindungi makanya tetap ada. Ini sangat mengganggu. Banyak pelanggan yang komplain. Datang belanja bentar langsung dipalak jukir,” ujarnya.  (rng)

Update