Jumat, 29 Maret 2024

Gubernur Kepri Protes Menteri

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / cecep mulyana

batampos.co.id – Gubernur Kepri Nurdin Basirun meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serius menanggapi keluhan masya-rakat terkait tingginya harga tiket pesawat rute domestik. Nurdin bahkan sudah berkirim surat ke Menhub Budi Karya Sumadi agar segera mendesak perusahaan maskapai untuk menurunkan harga tiket.

Selain soal tiket, Nurdin ju­­ga menyampaikan protes ke Kemenhub terkait penera­pan bagasi berbayar oleh se­­jumlah maskapai berbiaya murah (LCC). Menurut Nurdin, kedua kebijakan tersebut menjadi ancaman serius ba­gi dunia pariwisata Kepri.

“Karena Kepri daerah pariwi­sata, tentu persoalan tiket pesawat dan bagasi berbayar me­lemahkan dunia pariwisa­ta Kepri,” ujar Nurdin saat ditemui di Gedung Daerah, Tan­jungpinang, Selasa (5/3) lalu.

Menurutnya, tingginya harga tiket pesawat menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kepri. Sementara penerapan bagasi berbayar menjadi mimpi buruk bagi para pe­laku Usaha Mikro Kecil dan Me-nengah (UMKM) di Kepri, khususnya yang ada di Batam. Sebab kebijakan ini secara langsung berdampak pada anjloknya omzet bisnis UMKM.

“Persoalan lain yang akan mendera adalah frekuensi penerbangan menjadi berkurang. Atas dasar itulah, kami mengharapkan adanya evaluasi tersendiri dari pemerintah pusat melalui Kemenhub,” jelasnya.

Gubernur juga mempertanyakan, mengapa harga tiket pesawat rute domestik justru lebih mahal dibandingkan harga tiket rute internasional. Padahal dari sisi jarak tempuh saja, rute domestik jelas lebih dekat dibandingkan dengan penerbangan ke luar negeri.

Kondisi ini, kata dia, membawa efek ganda bagi sektor pariwisata dan turunannya. Sebab otomatis kunjungan wisatawan domestik akan turun. Tentu saja tingkat hunian hotel juga akan berkurang. Begitu juga dengan bisnis UMKM dan pusat oleh-oleh dipastikan akan ikut lesu.

“Pariwisata tentu menjadi salah satu magnet investasi. Tentu harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang pro investasi. Bukan melalui keputusan yang menjadi beban bagi masyarakat,” kata Nurdin.

Tak hanya bersurat ke Kemenhub, Nurdin juga mela-yangkan protes ke pihak perusahaan maskapai penerbangan. Beberapa waktu lalu, Nurdin mengirim surat ke beberapa perusahaan maskapai penerbangan dan meminta mereka meninjau ulang kebijakan tiket mahal dan bagasi berbayar.

“Isi surat itu ya kami minta melambungnya harga tiket pesawat tujuan domestik itu ditinjau ulang, kalau bisa diturunkan,” kata Nurdin saat menghadiri diskusi Metro Forum di Hotel Harmoni One Batam, Selasa (5/3) siang.

Menurut Nurdin, kebijakan harga tiket dan bagasi berbayar memang sepenuhnya menjadi wewenang pihak maskapai. Namun sebagai kepala daerah, ia merasa perlu berupaya untuk ikut menyuarakan suara masyarakat yang keberatan dengan kebijakan tersebut.

“Kami dari Pemprov Kepri merespon keluhan para pelaku UKM dan masyarakat,” terangnya.

Harga Paket Wisata Ikut Naik

Tingginya harga tiket dan kebijakan bagasi berbayar ini juga berdampak pada lesunya bisnis agen perjalanan wisata di Batam. Jumlah turis yang membeli paket wisata di sejumlah agen tur terus menurun. Apalagi sejumlah agen wisata kini mulai menaikkan harga paket wisata menyusul naiknya harga tiket pesawat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepri Febriansyah mengatakan sejumlah agen wisata terpaksa menaikkan harga peket tur karena harga tiket pesawat yang mahal. “Tiket itu adalah komponen yang terbesar dan penting,” ungkap Febriansyah.

Ia mengatakan, seharusnya saat low season pada Februari dan Maret, harga tiket turun di ambang batas bawah. Tapi kenyataannya, harga tiket pesawat LCC masih mendekati ambang batas atas. Tak jauh beda dengan harga tiket pesawat full service.

“Baru kali ini dalam sejarah, saat low season harganya menyamai ketika peak season,” ungkap Febriansyah.

Masih terkait harga tiket, Febriansyah mengatakan, ASITA Kepri sudah mengadukan hal ini ke ASITA Pusat. Dan juga telah menyampaikan ke Kementerian Pariwisata serta Kementerian Perhubungan.

“Sampai ke Presiden juga, tapi harga tiket tetap masih tinggi,” ucapnya,

Febriansyah mengaku tidak tahu harus berbuat apa. Karena segala cara sudah dilakukan agar harga tiket kembali turun seperti sediakala. “Saya harap maskapai mempertimbangkan menurunkan harga tiket,” tuturnya.

Walaupun harga tiket tinggi, Febriansyah mengaku terus berupaya mempromosikan pariwisata Batam dan Indonesia. “Tiket mahal ini memberikan dampak besar terhadap wisnus (wisatawan Nusantara),” pungkasnya.

Terpisah, ASITA Kota Tanjungpinang Sapril Sembiring mengatakan, tingginya harga tiket pesawat domestik memang menjadi persoalan yang harus segera disikapi. Begitu juga dengan penerapan bagasi berbayar.

“Kami sebagai pelaku pariwisata juga kesulitan untuk menawarkan paket wisata Batam-Bintan, Singapura, dan Malaysia,” ujar Sapril.

Pemilik EMKA Tour & Event tersebut mengatakan, penerapan bagasi berbayar juga menjadi persoalan tersendiri. Karena salah satu keuntungan pariwisata adalah dengan memberikan pelayanan melalui produk-produksi UMKM.

“Kami melalui ASITA di pusat sudah mendesak supaya pemerintah pusat melakukan peninjauan kembali. Baik itu tentang harga tiket pesawat maupun penerapan bagasi berbayar,” kata Sapril.(jay/gas/ska)

Update