Kamis, 25 April 2024

Tentang Zulfirmansyah, Korban Penembakan Teroris di Selandia Baru

Berita Terkait

Handra Yaspita, 42, kaget setelah melihat informasi di grup WhatsApp keluarganya sekitar pukul 13.00, Jumat (15/3/2019).

Untuk memastikan in­formasi yang diterimanya, Handra lalu menghubungi Alta Marie, istri Zulfirmansyah. Komunikasi terhubung, dan ternyata benar adiknya yang biasa disapa Zul itu bersama anaknya Omar Rois jadi korban penembakan saat salat Jumat di Masjid Linwood, Kota Christchurch, Selandia Baru.

”Informasi yang saya terima dari istrinya, Zulfirmansyah tertembak di bagian dada sehingga mengakibatkan kebocoran pada paru-paru, sementara anaknya, Omar Rois, yang masih berumur dua tahun tertembak di bagian tangan dan kaki,” ungkap Handra di kediaman orangtuanya, di Jalan Tanjung Indah, Kelurahan Kampung Lapai, Nanggalo, Padang, Jumat lalu.

Berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari Alta Marie yang tengah mendampingi suami dan anaknya, kondisi Zul sudah stabil namun masih belum sadar usai menjalani operasi pertama.

”Sementara anaknya alhamdulillah sudah sadar. Keduanya, masih dalam perawatan medis dan sudah menjalani operasi pertama,” ungkapnya.

Menurutnya, Zul ke rumah orangtuanya, di Kampung Lapai, Padang pada November 2018. Zul dari Yogya ke Padang untuk pamit dan minta izin kepada orangtuanya sebelum berangkat ke Selandia Baru.

Zulfirmansyah

Sebelumnya putra pasangan Nasrul, 80, dan Yusni Nasrul, 75, itu kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan bekerja. Pada 2015 menikah dengan Alta Marie, warga Amerika Serikat dan dikaruniai seorang anak, Omar Rois. Pada Januari 2019, Zul bersama istri dan anaknya menetap di Selandia Baru.

”Zul dan anaknya memang kerap salat Jumat di Linwood Islamic Center di Christchurch, karena memang itu tempat ibadah terdekat dari rumah-nya,” ujar Handra.

Handra bersama keluarganya di Padang berencana ke Selandia Baru untuk mengunjungi Zulfirmansyah beserta keluarga.

”Tapi belum bisa dipastikan kapan waktunya. Rencananya saat ini kami akan melapor dulu kepada Pemerintah RI, bagaimana kami bisa mengunjungi keluarga kami di sana. Kami berharap pemerintah memfasilitasi kami menjenguk keluarga kami di Selandia Baru,” kata Handra.

Dia sudah kontak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Selandia Baru, namun belum dihubungi. Namun, ada sejumlah pelajar Indonesia di Selandia Baru yang sudah dihubunginya dan minta agar bersedia membantu melihat kondisi dan mendampingi Zulfrimansyah beserta anaknya di sana.

”Saya berharap adik saya beserta anaknya bisa pulih kembali. Kalau bisa kembali ke Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga,” harapnya.

Handra mengaku, awalnya berusaha untuk tidak menyampaikan informasi terkait kejadian yang menimpa adiknya Zul beserta anaknya di Selandia Baru kepada kedua orangtua. Dia khawatir orangtuanya shock mendengar kabar itu. Namun, Jumat malam akhirnya orangtuanya tahu juga.

”Saya mewakili keluarga berharap Pemerintah Selandia Baru menghukum berat pelaku yang bertindak tidak manusiawi itu. Hukum pelaku seberat-beratnya dan seadil-adilnya,” tegasnya.(***)

Update