Rabu, 24 April 2024

Imbas Sepinya Penumpang Pesawat di Hang Nadim Pengusaha Sulit Bayar Gaji Karyawan

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / cecep mulyana

batampos.co.id – Sepinya penum­pang pesawat di Bandara Hang Nadim Batam berimbas pada terus anjloknya omzet sejumlah konter usaha di bandara tersebut. Bahkan para pemilik usa­ha di sana mulai kesulitan menggaji karyawan mereka.

“Omzet yang kami dapat tidak bisa menutupi biaya operasional selama sebulan. Kondisi ini sudah kami rasakan dalam dua bulan belakangan ini,” kata pemilik konter di Bandara Hang Nadim yang tidak ingin namanya disebutkan, Senin (18/3).

Ia mengatakan, di konter usa­ha bidang layanan jasa miliknya itu terdapat empat orang kar­yawan. Selama ini, gaji mereka tertutup oleh omzet bulanan. Namun sejak dua bulan terakhir, omzet yang diperoleh sangat minim sehingga untuk membayar gaji karyawan saja tidak cukup.

Akibatnya, ia terpaksa harus menguras tabungan untuk memenuhi hak gaji keempat karyawannya.

“Tidak mungkin hak-hak karyawan ditahan. Kami harus membayarnya,” tuturnya.

Menurut dia, anjloknya omzet ini tidak hanya dirasakan konter usaha bidang jasa seperti miliknya. Sejumlah stan dan tenant di Hang Nadim juga merasakan hal yang sama. Mulai dari tenant yang menjual aneka kue kering maupun kue basah untuk oleh-oleh, kafe maupun restoran, tenant yang menjual parfum dan suvenir, serta tenant-tenant lain di Hang Nadim.

Ia menjelaskan, penurunan omzet ini sebenarnya mulai terasa sejak Januari 2019. Namun, para pemilik tenant di Hang Nadim mengaku wajar, karena biasanya pada bulan Januari memang sepi penumpang karena memasuki masa low season.

Biasanya, kondisi tersebut akan berlangsung hingga Februari dan akan kembali naik dan normal kembali saat masuk Maret.

“Maret harusnya sudah mulai naik, tapi malah turun juga,” ungkapnya.

Dalam kondisi normal, konter miliknya bisa meraup omzet minimal Rp 1 juta per hari. Namun akhir-akhir ini, omzetnya turun hingga Rp 300 ribu per hari.

“Biasanya kami masih tetap buka hingga pesawat terakhir. Tapi sekarang, pukul 17.00 kami sudah tutup,” ucapnya.

Ia berharap kondisi ini segera berakhir. Menurut dia, tingginya harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar merupakan dua faktor utama yang menyebabkan sepinya penumpang dan minimnya transaksi di tenant-tenant di Hang Nadim. Karenanya, ia berharap kondisi ini segera berlalu, sehingga roda bisnis para pengusaha dan pedagang di Hang Nadim akan kembali normal kembali.

Direktur Badan Usaha Bandara Hang Nadim, Suwarso, membenarkan masih sepinya penumpang pesawat yang berangkat dan datang melalui Hang Nadim. Ia memperkirakan kondisi seperti ini akan berlangsung hingga minggu awal April mendatang.

“Banyak faktornya, salah satunya harga tiket yang masih agak tinggi,” ucapnya.

Ia juga membenarkan hampir semua tenant di Hang Nadim mengeluhkan turunnya omzet akibat sepinya penumpang pesawat. Bahkan ada salah satu tenant yang sudah menutup konternya karena omzetnya yang terus tergerus.

“Tapi kami memberikan kelonggaran ke mereka. Agar tutup sementara saja, lalu buka di Juni. Karena kami prediksi di bulan itu penumpang akan kembali ramai,” ungkapnya.

Terkait mahalnya harga tiket pesawat saat ini, Suwarso tidak bisa berbuat banyak. Karena kebijakan maskapai tersebut tidak melanggar aturan sebab masih menerapkan harga tiket di bawah ambang batas.

“Kami hanya bisa melaporkan ini ke otoritas bandara saja. Beberapa waktu lalu sudah kami laporkan ketika rapat bersama Otban di Medan,” katanya. (ska)

Update