Kamis, 25 April 2024

Sudah 250 Hektare Hutan Terbakar

Berita Terkait

batampos.co.id – Sejak Januari 2019, tingkat kebakaran di Batam sangat tinggi. Manggala Agni Daops Batam dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, luas lahan dan hutan yang terbakar di Batam hingga, Senin (18/3) sudah lebih 250 hektare.

“Jadi, yang sudah kita padamkan saja sudah di atas 250 hektare. Ingat itu yang sudah kita padamkan. Ada juga mung-kin lahan-lahan yang kecil yang dipadamkan warga,” kata Humas Manggala Agni Daops Batam Hermansyah, kemarin.

Hermansyah mengatakan, sebagian besar lahan tersebut terbakar karena ulah manusia, seperti kelalaian atau disengaja. Sejauh ini ada beberapa titik kebakaran yang lumayan luas.

“Di Tanjungriau, di Dam Duriangkang, dan daerah Rempang Galang lumayan luas. Kebakaran dalam tiga bulan ini jauh lebih besar dan lebih luas dibanding tahun lalu,” sebutnya.

Pada tahun lalu, sambungnya, pihaknya hanya melakukan pemadaman sekitar 20 kali. Sementara tiga bulan terakhir ini, hampir setiap hari melakukan pemadaman.

“Jadi, sangat jauh bedanya dari tahun lalu. Dan memang musim kemarau yang terjadi membuat api sangat mudah menyebar,” tuturnya.

Ia meminta kepada semua pihak, termasuk masyarakat agar lebih bijak terhadap hutan di Batam. Apalagi luas hutan di Batam terbatas.

“Hutan ini bukan hanya untuk masa sekarang. Hutan kita ini untuk masa depan anak cucu kita kelak. Jadi, sudah tugas kita untuk menjaga dan merawatnya,” imbuhnya.

foto: rani untuk batampos.co.id

Terpisah, anggota DPRD Kota Batam Werton Panggabean meminta Pemko Batam, BP Batam, dan instansi pemerintah terkait terus melakukan pengawasan. Bukan hanya kebakaran tetapi kerusakan lingkungan lainnya.

“Kami apresiasi Mangggala Agni dalam pemadaman kebakaran ini. Dan kita berharap pemerintah daerah untuk tanggap dan cepat dalam mendukung kinerja Manggala Agni,” ujarnya.

Jangan Buang Puntung Rokok Sembarangan

Sementara itu, masyarakat diminta hati-hati membakar sampah, atau membuang puntung rokok karena bisa memicu kebakaran hutan. Bagi pelaku pembakaran hutan terancam hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 milliar sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

“Kami berharap masyarakat lebih bijak, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar hutan atau lahan,” kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Erlangga, Senin (18/3).

Ia mengatakan akhir-akhir ini cuaca di Kepri, khususnya Batam sangat kering dan terik. Tentunya sangat rentan terhadap kebakaran hutan. Api sekecil apapun, dapat menjadi besar dan membakar hutan serta lahan.

“Jangan coba-coba membakar hutan secara disengaja,” tegasnya.

Selain melakukan pembakaran hutan secara disengaja, Erlangga meminta masyarakat lebih awas dan tidak membuang puntung rokok sembarangan. Karena, puntung rokok dapat juga memantik kebakaran hutan.

“Agar dapat meminimalisir kebakaran hutan, Polda Kepri melalui Satgas Karhutla terus melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Baik secara lisan maupun tulisan. Sosialisasi ini terus gencar kami lakukan,” ucapnya.

Satgas Karhutla, kata Erlangga, tidak hanya beranggotakan Polda Kepri. Tapi juga dari petugas pemadam kebakaran dan instansi lainnya. “Satgas ini terus bekerja melakukan sosialisasi,” ungkapnya.

Polisi tidak hanya melakukan sosialisasi semata. Erlangga mengatakan jajaran kepolisian juga akan turun begitu mendapatkan informasi kebakaran hutan dan lahan.

“Tiap Polres atau di Polda punya kendaraan water cannon. Kendaraan ini selalu diperbantukan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan. Apabila masyarakat melihat kebakaran hutan, segera laporkan ke kantor polisi atau instansi terdekat,” tuturnya.

Sementara itu, terkait suhu Batam saat ini, petugas Forechaster Batam Rizky Fatimah mencatat suhu maksimal Batam pada Senin (18/3) sebesar 33 derajat celcius. Suhu ini, kata Rizky, terbilang cukup tinggi. “Kalau titik panas, terpantau di Galang, Batam,” ungkapnya.

Ia mengatakan suhu yang cukup tinggi, lalu udara yang kering membuat potensi kebakaran akan semakin meningkat. Kebaran hutan juga dapat meluas, ditunjang dengan angin yang bertiup cukup kencang.

“Beberapa waktu lalu anginnya bertiup kencang, tapi sekarang mulai mereda. Sekitar 8 knot,” sebutnya.

Dengan kondisi cuaca saat ini, Rizky memiliki harapan yang sama dengan Kabid Humas Polda Kepri Kombes Erlangga.

“Jangan bakar sampah sembarangan. Apabila ada sampah rumah tangga, jangan dibakar. Buang saja ke tempat yang telah disediakan atau ditentukan,” imbuhnya.

Sisakan Asap

Kebakaran hutan lindung di kawasan Dam Mukakuning masih menyisakan asap. Pantauan di lapangan hingga kemarin pukul 10.00 WIB, meskipun api sudah padam namun menyisahkan asap. Seperti terlihat dari dari Jalan R Suprapto dan sekitar Rusunawa Mukakuning.

Menurut informasi di lapangan, sejak malam hari kebakaran hutan tersebut mengakibatkan asap tebal masuk hingga ke rumah liar dan warga Rusunawa Mukakuning.

“Semalam (Minggu malam, 17/3) asap tebal berasal dari dam situ (Mukakuning), apinya sudah padam namun asapnya membuat udara sekitar sini,” kata Cholil, warga Rusun Mukakuning.

Senada juga diutarakan Idris, warga yang biasa memancing di area waduk. “Sudah dua hari kebakaran. Sejak hari Sabtu dan sampai hari ini (kemarin sore),” sebutnya. (gas/ian/ska/cr1))

Update