Pemerintah terus mengoptimalkan anggaran dengan program-program untuk mewujudkan ketahanan energi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (Jargas).
Bertempat di Kantor Kelurahan Kalijaga, Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (21/3), Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Dirjen Migas Djoko Siswanto, Walikota Cirebon Nashrudin Azis serta Dirut PT PGN Gigih Prakoso, meresmikan beroperasinya jargas di Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Sebanyak 3.503 SR telah rampung dibangun Pemerintah dengan dana APBN 2018. Ini merupakan kedua kalinya masyarakat Kota Cirebon mendapat fasilitas jargas secara gratis. Pembangunan jargas pertama kali pada 2012 sebanyak 4 riu SR. Dengan demikian, total terpasang jargas Kota Cirebon sebanyak 7.503 SR. Sedangkan, total pembangunan jargas di Provinsi Jawa Barat sebanyak 33.200 SR.
”Jargas Kota Cirebon dibangun di Kelurahan Suket Duwur, Surapandan, Kedung Kersik, serta penetrasi di Kelurahan Argasunya, Kalijaga, dan Harjamukti,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto.
Setelah rampung dibangun, jargas Kota Cirebon dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Gas dipasok dari PT Pertamina EP sebesar 0,2 mmscfd dengan tapping di jaringan pipa eksisting Pgasol. Pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan mempercepat program jargas sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat besar penggunaan gas bumi. ”Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi bahwa sumber daya alam harus dinikmati masyarakat setempat,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Dengan menggunakan jargas, banyak keuntungan yang diperoleh yaitu harga gas bumi lebih murah dari LPG, menekan subsidi dan impor LPG. Dari segi lingkungan adalah emisi jauh lebih bersih dibanding BBM dan kayu Bakar serta available setiap saat sehingga tidak perlu keluar rumah mencari LPG/minyak tanah/kayu bakar jika sewaktu-waktu kehabisan.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menambahkan, penggunaan jargas di Kota Cirebon akan signifikan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat. Kota Cirebon, singgungnya, merupakan salah satu pusat industri yang maju di Provinsi Jawa Barat.
“Lewat energi baik yang murah dan stabil, masyarakat akan mendapatkan nilai lebih,” tukas Gigih. Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis menambahkan, pembangunan jargas membuktikan adanya perhatian Pemerintah kepada masyarakat Kota Cirebon.
”Periode dulu kita dikasih 4.000 SR, sekarang 3.503 SR yang difokuskan di Harjamukti karena saat ini mereka yang paling membutuhkan,” ucapnya.
Mengingat masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan infrastruktur ini, Pemerintah Kota Cirebon dalam waktu dekat akan menyampaikan permintaan penambahan jargas.
”Dalam perbincangan, Pak Menteri membuka kesempatan kalau kami mau meminta tambahan jargas, tinggal diajukan,” tambahnya. Lantaran keterbatasan anggaran Pemerintah, pembangunan jargas dilaksanakan secara bertahap. Persyaratan pembangunan jargas, antara lain wilayah tersebut dekat dengankaidah sumber gas/pipa gas, spesifikasi gas bumi terpenuhi (tidak membahayakan masyarakat), terdapat potensi pasar pengguna, komitmen Pemerintah Daerah serta memenuhi kaidah keselamatan dan keteknikan.
Sejak dibangun pertama kali pada 2009, total SR jargas yang terbangun dengan dana APBN hingga saat ini sebanyak 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota.
Untuk tahun ini, direncanakan akan dibangun sebanyak 78.216 SR jargas di 18 lokasi yaitu
- Kabupaten Aceh Utara (5 ribu SR),
- Kota Dumai (4.300 SR),
- Kota Jambi (2 ribu),
- Kota Palembang (6 ribu SR),
- Kota Depok (6.230 SR),
- Kota Bekasi (6.720 SR),
- Kabupaten Karawang (2.681 SR),
- Kabupaten Purwakarta (3.765 SR),
- Kabupaten Cirebon, (6.520 SR),
- Kabupaten Lamongan (4 ribu SR),
- Kota Mojokerto (4 ribu SR),
- Kabupaten Mojokerto (4.000 SR),
- Kabupaten Pasuruan (4 ribu SR),
- Kabupaten Probolinggo (4 ribu SR),
- Kabupaten Banggai (4 ribu SR),
- Kabupaten Wajo (2 ribu SR)
- Kutai Kartanegara (5 ribu SR). (*)