Sabtu, 20 April 2024

Persoalan Pangan Batam adalah Komoditi Holtikultura

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Walau bukan daerah penghasil, stok pangan di Batam disebutkan cukup hingga Idul Fitri mendatang. Hal ini bahkan sudah dibicarakan dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam, belum lama ini.

“Soal stok tidak ada masalah, over stok hingga lebaran nanti,” kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Kamis (21/3).

Hanya saja, Amsakar mengatakan walau kini stok aman produk holtikultura memang kerap mengalami persoalan. Hal ini karena komoditi ini cukup rentan akan keadaan alam. Dan ini tak hanya di Batam namun di seluruh Indonesia malah. Bahkan waktu ke Bandung kemarin, ada salah satu perwakilan daerah sampaikan karena banjir dan perlu mendatangkan komoditi tertentu dari daerah lain.

“Di Batam, persoalan lebih pada holtikultura, seperti cabe dan sayur sayuran,” ucapnya.

Pertemuan di Bandung merupakan rapat koordinasi Nasional yang membahas ketersediaan bahan pokok se Indonesia. Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan untuk menekan gejolak harga dan stok bahan pokok, Pemko Batam punya program khusus untuk sembako.

“Pertama saya sampaikan langsung stok di Batam tak ada masalah. Batam juga punya program Sembako Murah dan Bazar Sembako,” kata dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis mengatakan, untuk holtikultura perlu keteraturan pola tanam. Hal ini ia ungkapkan saat bejibunnya bayam dan mengakibatkan para petani membuang hasil panen sebagian, belum lama ini.

Untuk diketahui keadaan ini membuat harga bayam anjlok, dan petani di Tembesi, Sagulung membuang bayam hasil pertaniannya.

Agar lebih teratur, para petani diarahkan untuk bergabung di koperasi.

“Koperasi ini supaya diatur, petani si A tanam komoditi tertentu, dan si B tanam yang lain. Kalau begini petani dapat untung dan masyarakat tak berat juga kan,” imbuhnya. (*)

Update