Jumat, 19 April 2024

Azan Berkumandang di Seluruh Negeri Bu Jacinda Ardern

Berita Terkait

Ratusan Tewas akibat Banjir Afghanistan-Pakistan

Warga Antre Beli Gas Melon

Penerimaan Pajak April Lebihi Target

Foto-foto: Edgar Su/Reuters
PERDANA Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern melambaikan tangan saat menghadiri peringatan tujuh hari tragedi penembakan di Masjid Al Noor di Christchurch, Jumat (23/3). Ribuan warga Selandia Baru juga ikut hadir dan membentuk rantai manusia untuk menjaga umat muslim yang salat Jumat di masjid tersebut, kemarin. Foto bawah: umat muslim menjalankan salat Jumat di Hagley Park di Komplek Masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3).

batampos.co.id – Jumat (22/3) kemarin tepat tujuh hari setelah aksi penembakan yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru. Pemerintah setempat menggelar upacara peringatan di Hagley Park. Saat itu, suara azan ikut dikumandangkan.

Masih teringat Jumat (16/3) pekan lalu, Brenton Tarrant membabi buta menembaki jemaah Masjid Al-Noor jelang salat Jumat. Dia menyusuri lorong masjid sampai ruang salat sambil terus memberondongkan peluru. Seketika, jemaah saat itu langsung semburat.

Rentetan tembakan dari moncong senjata Tarrant menewaskan 41 orang. Termasuk satu warga negara Indonesia Lilik Abdul Hamid. Lilik sudah 16 tahun tinggal di Christchurch. Pria asal Medan itu bekerja sebagai teknisi pesawat Air New Zealand.

Di Masjid Lindwood, tiga pelaku teror lainnya melakukan aksi serupa. Aksi mereka menewaskan delapan orang di tempat. Dua WNI menjadi korban selamat meski me-ngalami luka tembak. Yakni, Zulfirman Syah dan anaknya, Omar Rois.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bersama sejumlah menteri lainnya turut hadir dalam acara peringatan tersebut. Tidak ketinggalan, para Duta Besar (Dubes) negara Islam. Termasuk Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.

Para petinggi negara tersebut larut dalam suasana berkabung bersama ratusan warga Christchurch yang memadati taman kota itu. Mengheningkan cipta berlangsung pukul 1.32 waktu setempat selama dua menit. Suara azan kemudian dikumandangkan.

”Disiarkan langsung oleh TVNZ dan Radio New Zealand ke seluruh pelosok negeri,” ucap Tantowi saat dihubungi kemarin.

Pria kelahiran Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan itu terharu menyaksikan dukungan warga Selandia Baru terhadap umat Islam yang sedang berduka.

”Mereka datang dengan cinta dan doa. Untuk meng-hargai umat muslim, perempuan asli Selandia Baru yang datang mengenakan penutup kepala dan hijab,” terang Dubes 58 tahun itu.

Pada peringatan tersebut warga pria Selandia Baru dengan spontan menampilkan tarian haka. Sebuah tarian seruan perang dari Suku Maori, Selandia Baru. Gerombolan pria itu berkumpul dengan mata melotot. Lalu, menyanyikan nada-nada garang dengan memukul-mukul dada mereka.

Kemudian, mereka menghentak-hentakan kaki berirama. Sambil menjulurkan lidah yang disertai teriakan. Melalui tarian itu mereka meluapkan emosi memerangi aksi terorisme yang mengganggu perdamaian di negaranya.

Mereka ingin menunjukkan solidaritas, cinta, dan kasih sayang. Haka digunakan untuk mengangkat semangat keluarga korban yang sedang berduka.

”Iya, kami tidak takut melawan teroris,” tegas Koordinator Fungsi Penerangan Sosial, Budaya, dan Pendidikan KBRI Wellington, Adek Triana Yudhaswari.

Acara memorial tersebut sekaligus mengakhiri masa berkabung di Selandia Baru. Khususnya, Kota Christchurch.

”Kita harus move on. Tidak boleh larut dalam suasana sedih yang berkepanjangan,” ucap Adek.

Hingga kemarin, situasi di Christchurch sudah kembali normal. Sekolah dan fasilitas publik sudah digunakan seperti biasa. Penjagaan ketat oleh aparat kepolisian setempat di masjid-masjid Christchurch tidak lagi dilakukan.(han)

Update