Sabtu, 20 April 2024

Stok Solar dan Premium Aman

Berita Terkait

batampos.co.id – Kapolresta Barelang Kombes Hengki menegaskan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan premium yang sempat hilang timbul di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), beberapa pekan lalu, kini sudah kembali normal. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak panik.

Hengki menyebutkan, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan Polresta Barelang bersama pihak Pertamina, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pehubungan Kota Batam, serta instansi terkait lainnya, bahwa stok BBM jenis premium, solar, dan pertamax mencukupi.

“Saat ini tidak terlihat lagi adanya antrean panjang pengisian solar oleh sopir truk dan angkutan di beberapa SPBU di Kota Batam,” ujar Kapolresta, Minggu (24/3).

Hanya saja, sambungnya, permasalahannya adanya kekhawatiran masyarakat ketika melihat antre sedikit takut bahan bakar minyak habis.

“Ini yang perlu kami sampaikan. Jadi masyarakat tidak perlu panik, stok minyak baik solar, premium maupun pertamax itu mencukupi di Kota Batam,” tegasnya.

Dikatakannya, terjadinya antrean hanya karena rasa kekhawatiran masyarakat yang takut tidak mendapatkan BBM jenis solar.

Namun ia berharap masalah tersebut tidak terjadi lagi. Apalagi, dari rapat koordinasi bersama itu, pihak PT Pertamina mengirim 107 sampai 109 kiloliter (KL) per harinya untuk memenuhi kebutuhan solar masyarakat Batam. Pendistribusian itu pun rencananya akan ditambah sebanyak 10 KL lagi.

“Jadi tidak usah khawatir dan tidak perlu antre. Apalagi, pihak Petamina akan tambah lagi menjadi 120 KL per hari untuk disebar secara merata di seluruh SPBU di Kota Batam,” terangnya.

Sementara itu, terkait dengan pengisian BBM menggunakan jeriken yang dikeluhkan selama ini, Hengki menegaskan bahwa kegiatan tersebut legal. Sebab, mereka yang melakukan pengisian menggunakan jeriken membawa surat resmi dari instansi terkait yang digunakan untuk kebutuhan nelayan dan sebagainya.

foto: batampos.co.id / rani

Meski demikian, Hengki menegaskan bahwa Polresta Barelang bersama Pertamina, Disperindag maupun polsek jajaran Polresta Barelang akan tetap melakukan pemantauan secara berkala terhadap pendistribuan BBM jenis solar, premium maupun pertamax di seluruh SPBU yang ada di Kota Batam.

“Seterusnya secara rutin akan kita pantau bersama Pertamina, Disperindag maupun bagian perlindungan konsumen. Tidak ada waktu sampai kapan. Seterusnya akan kita pantau,” tegasnya lagi.

Ditimbun di Gudang “Siluman”

Kelangkaan BBM jenis solar beberapa pekan belakangan ini, disinyalir karena adanya permainan pihak-pihak tertentu demi meraup keuntungan yang lebih besar. Solar nonsubsidi disedot dengan berbagai modus untuk dipasarkan ke industri.

Informasi yang didapat di lapangan, para pelansir masuh menggunakan modus lama, yakni menggunakan mobil siluman. Mafia-mafia minyak bersubsidi tersebut ternyata juga mengantongi kartu brizzi rutin agar bisa membeli solar bersubsidi di SPBU, kemudian dijual ke gudang penampungan solar ilegal.

Setiap hari mobil-mobil siluman ini kerjanya mencari SPBU yang memiliki stok solar. Begitu dapat langsung menuju gudang penampungan. Dengan cara seperti itu mereka bisa meraup keuntungan diatas Rp 50 ribu sekali lansir. “Sekali isi rata-rata 30 liter. Kalikan Rp 2 ribu per liter (keuntungan) sudah Rp 60 ribu sekali lansir,” ujar Heru, eks pemain solar kepada Batam Pos, Minggu (24/3).

Dari penelusuran Batam Pos terkait dugaan adanya penyelewengan BBM bersubsidi tersebut sejalan dengan temuan sejumlah gudang silumam untuk menampung solar ilegal di dekat kawasan industri galangan kapal Tanjunguncang. Gudang-gudang ini umumnya ditutup pakai seng atau spanduk layaknya gudang besi tua. Dalam gudang ada tangki dan drum-drum penampungan solar.

Gudang di kawasan industri Tanjunguncang itu, menurut informasi sejumlah warga bahwa sering menampung solar dari berbagai kendaraan roda empat. Bahkan truk perusahaan juga menyuplai solar ke dalamnya. Sekilas dari luar gudang ini tampak hanya gudang scrap biasa, namum di dalamnya ada perlengkapan penampungan solar.

Di wilayah Tanjunguncang, sedikitnya ada empat titik gudang yang diduga kuat menimbunan solar bersubsidi tadi. Gudang-gudang ini umumnya berada di pinggir jalan utama. Pemilik atau pengelola gudang saat dikonfirmasi tak mengakui menimbun solar. Mereka sebut hanya sebagai gudang scrap.

Keberadaan gudang-gudang siluman ini dikeluhkan warga sebab dianggap penyebab kelangkaan solar selama ini. Masyarakat berharap ini segera ditindak, sehingga polemik kelangkaan solar bisa segera diatasi. (egi/eja)

Update