batampos.co.id – Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina tak ada habisnya. Terbaru, sejumlah lembaga filantropi di tanah air bersama pemerintah menyatakan komitmennya untuk membangun rumah sakit di Palestina.
Kepastian itu disampaikan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (25/3). Muhyiddin mengatakan, RS yang dibangun berjenis Traumatic Healing Hospital. Lokasinya di wilayah Tepi Barat.
“Indonesia ingin berbuat adil kepada bangsa Palestina. RS Indonesia ada di Gaza, di Tepi Barat saat ini belum ada,” ujarnya seusai pertemuan.
Dia menjelaskan, ide itu datang dari hasil perteÂmuÂan MUI dengan Wali Kota Hebron Abu SunaiÂna dalam dua kali kunjungannya ke Indonesia. Dalam pertemuan itu, disebutkan ada tanah wakaÂf yang diberikan 16 keluarga kepada pemerintahan setempat untuk dibangun RS.
”Wali Kota Hebron tidak punya dana untuk membangun rumah sakit itu, maka kitalah yang membangun,” imbuhnya.
Kebutuhan RS khusus trauma healing, kata dia, sangat mendesak. Sebab, saat ini Tepi Barat memiliki penduduk sekitar 800 ribu. Ironisnya, tidak ada satupun RS yang bisa menangani trauma. Padahal, di Tepi Barat banyak terjadi kekerasan akibat konflik Palestina dengan Israel. Selama ini warga harus pergi dari Tepi Barat jika ingin melakukan pengobatan trauma.
Muhyiddin menyebut anggaran yang dibutuhkan menÂcapai USD 7 juta atau sekitar Rp 100 miliar. DeÂngan dana sebesar itu, akan dibangun RS empaÂt lantai di atas tanah seluas 4.000 meter persegi. Saat ini sudah ada dana awal yang bisa digunakan. Selain iuran para filontropi, pemerintah IndonesiÂa akan ikut membantu. Hanya saja, besarannya beÂlum disampaikan.
“Belum disebutkan oleh BaÂpak Wapres. Tapi ada lah kontribusi pemerintahÂ,” tuturnya.
Dengan adanya support pemerintah, dia optimistis penggalangan dana bisa lebih mudaÂh.
Rencananya, pembangunan dimulai sebelum masuk bulan Ramadan, tepatnya pada akhir April. (far/oni)