Sabtu, 20 April 2024

Pendapatan Tak Bertambah, Penduduk Miskin Batam Bengkak Jadi 6.252 Jiwa

Berita Terkait

batampos.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam merilis potret kondisi kemiskinan penduduk Kota Batam. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penduduk miskin Batam bertambah. Pada 2016 tercatat 57.290 jiwa, lalu tahun 2017 naik menjadi 61.161 jiwa. Kemudian tahun 2018 menjadi 67.413 jiwa atau bertambah 6.252 jiwa dari tahun sebelumnya.

Kepala BPS Batam Rahyuddin mengatakan, masyarakat disebut miskin jika pendapatan seseorang termasuk yang dirata-ratakan dengan jiwa yang ditanggung di bawah garis kemiskinan (GK).

Untuk diketahui, dalam tiga tahun berturut-turut garis kemiskinan berdasarkan pendapatan, yakni 2016 sebesar Rp 565.380, 2017 sebesar Rp 591.589, serta 2018 sebesar Rp 650.406. Garis kemiskinan berdasarkan pendapatan ini sendiri merupakan hasil survei langsung BPS di tengah masyarakat.

”Misal GK Rp 500 ribu, seba-gai kepala keluarga pendapatan saya Rp 1,6 juta dan yang ditanggung empat orang. Kalau dibagi per orang Rp 400 ribu. Berarti kami adalah masyarakat miskin,” terang Rah-yuddin, Kamis (28/3).

Terkait kecenderungan angka kemiskinan Batam naik setiap tahun, salah satu faktornya karena Batam juga merupakan daerah tujuan yang tentu akan berdampak pada pertumbuhan penduduk yang kemudian berdampak pada jumlah tanggungan yang menerima pendapatan.

”Pengangguran juga larinya ke miskin. Kemiskinan dan pengangguran jalan beriringan. Kalau pengangguran kurang, kemiskinan tentu berkurang,” jelasnya.

Akan tetapi, ada juga fenome-na statistik yang mengatakan, pengangguran tidak bertambah namun kemiskinan naik. Ini dikarenakan pendapatan yang bersangkutan tidak bertambah.

”Padahal di luar inflasi naik, harga kebutuhan naik. Jadilah dia masuk kategori miskin,” sebutnya.

Sebagai daerah investasi, Batam memiliki puluhan ribu warga miskin sangat ironi. Ia menilai, orang miskin merupakan kalangan yang tidak menerima langsung manfaat pembangunan yang dilakukan pemerintah.

”Jika hanya jalan dibangun tak pengaruh ke rakyat kecil. Maka harus ada alternatif lain, yakni harga kebutuhan pokok harus ditekan,” terangnya.

Warga Miskin Belum Terima Bantuan

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdaya Manusia (Dinsos-PM) Kota Batam Hasyimah mengatakan seja-tinya angka kemiskinan tidak bertambah. Menurutnya, perubahan angka ini karena sebagian masyarakat miskin tidak terdata pada Basis Data Terpadu (BDT).

”Mereka ini baru dimasukkan di BDT. Dari dulu memang segitu,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika sudah dimasukkan di BDT, warga dalam kategori miskin akan jadi landasan mendapat berbagai bantuan dari pemerintah, seperti sembako murah.

”Jika tidak masuk BDT, tidak dapat (bantuan dari pemerintah, red). Karena untuk dapat yang lain seperti Jamkesda, rehab rumah harus masuk data,” imbuhnya.

Sedangkan Kepala Bidang Pengentasan Kemiskinan Dinsos Batam Rayanis mengungkapkan bahwa belum semua warga miskin tersentuh bantuan dari pemerintah pusat maupum daerah. Berdasarkan data penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) tahun ini, Batam hanya mendapatkan kuota penerima sebanyak 26.051 warga miskin.

Padahal, berdasarkan data terpadu jumlah warga miskin di Batam mencapai 32 ribu lebih.

Rayanis menjelaskan ketentuan penerima ini merupakan kebijakan dari pusat. Menurutnya penentuan kuotanya juga tergantung dari anggaran yang ada.

”Itu tergantung pusat karena mereka yang beri bantuan. Kami menerima saja dan memverifikasi penerima bantuan,” kata dia.

Dari total kuota 26.051 penerima, hingga Februari total penerima yang mencairkan bantuan sebanyak 23.153 orang. Ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya kartu penerima rusak hingga saldo belum masuk.

”Ini yang lagi kami koordinasikan dengan pusat. Kendala yang terjadi di lapangan langsung kami laporkan,” terangnya. (iza)

Update