Selasa, 23 April 2024

Meski Diguyur Hujan, Tetap Siaga Antisipasi Karhutla

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / putut

batampos.co.id – Beberapa wilayah di Kota Batam belakangan ini dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Beberapa hari ini pula Kota Batam mulai diguyur hujan, namun belum merata secara keseluruhan.

Meski demikian, Kapolresta Barelang Kombes Hengki mengatakan bahwa pihaknya maupung Satgas Karhutla Kota Batam tetap akan menyiagakan Tim Penanggulangan Kebakaran kendati hujan rutin turun selama beberapa hari ini.

“Hujan yang mengguyur kemarin memang patut disyukuri. Namun bukan berarti kebakaran lahan setelah itu tak akan terjadi,” ujarnya.

Karena menurutnya, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Ketika hujan reda dan ada jeda kering sehari atau dua hari, maka akan mudah terjadi karhutla.

“Kalau misal satu bulan setengah tidak hujan, itu bahaya juga. Kemarin sudah hampir diseluruh wilayah ada kebakaran lahan dan hutan,” katanya.

Terkait kabut asap dan upaya antisipasi kebakaran, Hengki mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tidak membakar sampah atau melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan Karhutla.

“Untuk itu, saya mengajak kepada seluruh masyarakat Batam kususnya masyarakat untuk bersama-sama mencegah kebakaran hutan dengan tidak membakar sampah di dekat hutan,” tuturnya.

Untuk antisipasi dan penanggulangan kebakaran di wilayah hukum Polresta Barelang, pihaknya melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Batam, TNI, Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan beberapa instansi terkait lainnya.

“Tentunya ini sudah menjadi tanggungjawab bersama. Jika ada menemukan kebakaran hutan, segera laporkan kepada kita atau menghubungi pemadam kebakaran agar tidak meluas,” ujarnya.

Ia menegaskan, pihaknya akan melaksakan penegakan hukum bagi pelanggar pembakaran hutan dan lahan secara sengaja. Hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera dan penegakan hukum maksimal dalam kebakaran hutan dan lahan.

“Jangan membakar hutan sembarangan. Terlebih lagi saat memasuki musim kemarau, sehingga api dengan mudah membesar dan masyarakat yang jadi korban akibat gangguan pernapasan,” tegas Hengki. (egi)

Update