Rabu, 24 April 2024

Alasan saat Nyoblos Tidak Boleh Bawa Ponsel

Sosialisasi Pemilu ala Mappilu PWI Kepri

Berita Terkait

batampos.co.id – Pas sudah poada mendengar saat datang ke tempat pemungutan suara tidak boleh membawa ponsel terutama saat menyoblos di bilik suara.

Apa sih alasannya?

Anggota Bawaslu Kepri, Said Abdullah Dahlawi, memberi jawabannya.

Hal ini demi mencegah terjadinya politik uang. Menurutnya, ada dua cara untuk politik uang. Dibayar dimuka atau di belakang.

“Setelah mereka mencoblos mereka diminta untuk foto dan kirim sebagai lapora,” urai Said.

Said mengungkapkan hal itu pada saat sosialisasi Pemilu 2019 yang digelar Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu- Persatuan Wartawan Indonesia (MAPPILU-PWI) Kepri bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu Kepri, berlangsung seru di Atoks Coffee Ruko Royal Sincom Batam, Jumat (5/4/2019).

Antusias peserta dari kalangan mahasiswa dan wartawan dalam melontarkan pertanyaan kepada pembicara, membuat sang moderator yang saat itu dipegang anggota MAPPILU-PWI William Seipatiratu, cukup keteteran. Selain antusias untuk bertanya, peserta juga harus berpacu dengan waktu yang cukup terbatas.

”Forum ini sangat menarik, tapi sayang waktunya sedikit,” ujar mahasiswi Unrika Rani, yang mengaku belum mendapat kesempatan bertanya karena keterbatasan waktu yang hanya berjalan 2 jam.

Kegiatan yang dimulai dari pukul 15.00 WIB itu menda­tangka­n tiga pembicara, yak-ni Komisioner KPU Kepri Arison, Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Kepri Said Abdullah Dahlawi, dan mahasiswa Unrika Beni Nababan sebagai perwakilan kalangan milenial. Sebagaimana topik kegiatan ’Pendidikan pemilih melalui metode tatap muka bersama MAPPILU-PWI Kepri’, materi yang dijabarkan berkaitan dengan teknis Pemilu yang akan digelar 17 April mendatan­g. Tidak dipungkiri, Pemilu serentak kali ini tidak hanya untuk memilih Presiden dan wakilnya, tapi juga para pejabat legislatif daerah.

Bawaslu Kepri Said Abdullah Dahlawi saat berbicara.
foto: batampos.co.id / cecep mulyana

”Untuk itu, perlunya dilakukan banyak sosialisasi jelang Pemilu 2019 guna mewujudkan pesta demokrasi yang berkualitas dan bermartabat,” kata Ketua MAPPILU-PWI Kepri Priya Ribut Sentosa, dalam sambutannya.

Ketua PWI Kepri Candra Ibrahim juga menegaskan, di samping memperkenalkan kembali peran MAPPILU-PWI di tengah masyarakat, kegiatan tersebut diharapkan menjadi edukasi yang tepat untuk penyebaran informasi ke masyarakat melalui mahasiswa juga insan pers.

”Waktu yang tidak lagi banyak menuju hari Pemilu ini bisa kita manfaatkan bersama untuk mengajak lingkungan sekitar dalam menggunakan hak pilihnya dengan baik. Karena kesempatan ini untuk menentukan nasib bangsa dalam lima tahun ke depan,” ungkap Candra.

Pembicara Arison yang sebelumnya pernah menduduki bangku pimpinan KPU Kepri periode 2013-2018 menjelaskan, angka pemilih yang terdata saat ini tak jauh berbeda dibanding periode sebelumnya yaitu dari 1,229 juta menjadi 1,230 juta jiwa.

”Namun begitu, di tengah memanasnya perpolitikan saat ini masyarakat bisa menyadari arti pentingnya sebuah suara yang diberikan. Jangan golput,” ucapnya.

Beni Nababa­n yang sempat mengutip hasil survei dari media daring nasional (CNN Indonesia) bahwa lebih dari 40 persen kalangan milenial memilih sebagai golput dalam Pemilu 2019. Hal ini sangat disayangkan mengingat sikap apatis tersebut dapat merugikan bangsa. (nji)

Update