Sabtu, 20 April 2024

Biaya Logistik di Batam masih Mahal

Berita Terkait

Pelabuhan Batuampar, Batam.
foto: batampos.co.id / cecep mulyana

batampos.co.id – Pekerjaan rumah (PR) pemerintah pusat dan BP Batam masih panjang dalam membenahi banyaknya persoalan di Batam. Pengusaha di Batam masih mengeluhkan mahalnya ongkos logistik. Selain itu pengu-saha juga mengeluh karena masih sulit mengurus perizinan Tenaga Kerja Asing online.

“Kami apresiasi pemerintah perbaiki sistem izin TKA online. Tapi masih banyak kendala terutama soal server dan sistem yang tidak sinkron,” kata perwakilan dari Ikatan Praktisi Sumber Daya Manusia Kepri Fifin Sitorus, Sabtu (6/4).

Fifin mengungkapkan, terkait perizinan TKA online, lebih baik disatukan saja di sistem online single submission (OSS) di Mal Pelaya-nan Publik (MPP) Batam.

“Server dan sistemnya tidak sinkron antara Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan Imigrasi. Jadinya kami diarahkan ke Jakarta untuk mengurus izin TKA online,” ungkapnya.

Padahal, sebelumnya izin TKA online bisa diurus lewat aplikasi Skype. Tapi server-nya sering bermasalah karena banyaknya permintaan. Sehingga sekarang dikembalikan lagi ke Jakarta.

“Jadi kami bisa saja menunggu tanpa kepastian. Seharusnya lebih baik petugas MPP bisa punya akses ke pusat,” harapnya.

Persoalan kedua terkait logistik. Ia memaparkan bahwa biaya logistik dari Batam menuju Singapura rata-rata berada di angka 763 dolar Singapura, padahal jaraknya hanya 28 kilometer. Sedangkan dari Singapura ke Jepang, ongkos logistiknya sekitar 1.500 dolar Singapura dengan jarak hampir 5.000 kilometer.

“Mohon dari pemerintah untuk mendukung biaya logistik semakin murah agar Batam bisa bersaing secara kompetitif,” paparnya. Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah menginstruksikan agar Pelindo I bekerja sama dengan BP Batam untuk membenahi Pelabuhan Batuampar.

“Target kami 250 dolar Amerika per kontainer untuk ke Singapura. Itu bisa dilakukan jika pelabuhan dimodernisasi,” jelasnya.

JK merasa heran dengan fasilitas pelabuhan yang mi-nim, padahal industri di Batam sudah sangat maju.

“Kerja sama dengan Pelindo ini akan dilaksanakan sebagai awal membangun pelabuhan yang baik,” tuturnya. (leo)

Update