batampos.co.id – Juru parkir (jukir) liar yang kembali marak di sejumlah lokasi membuat masyarakat resah. Padahal sudah berulangkali diamankan, namun masih ada yang mengambil kesempatan untuk memungut uang parkir, seperti di lokasi wisata dan lainnya.
Untuk itu, Wakapolresta Barelang AKBP Mudji Supriadi menegaskan akan menindak tegas jukir yang tidak berizin. Ia pun meminta kepada masyarakat jika menemukan jukir di lokasi tidak diizinkan memungut parkir untuk segera melapor.
āKalau ada informasi langsung laporkan, tim akan langsung kita gerakkan,ā ujar Mudji.
Selama ini, lanjutnya, pihaknya sudah mengamankan jukir liar yang terdapat di beberapa tempat, seperti Jembatan 1 Barelang, pelabuhan dan maupun lokasi lainnya.
āKarena uangnya tidak tahu lari kemana, makanya diamankan. Baru-baru ini ada kami amankan satu orang di Pelabuhan Sekupang beserta barang bukti uang sebesar Rp 400 ribu lebih,ā sebutnya.
Sebelumnya, Tim Siber Pungli Polresta Barelang mengamankan dua orang jukir liar di Jembatan 1 Barelang. Pihaknya juga mengamankan barang bukti berupa uang pungutan sebesar Rp 150 ribu beserta dengan tiket parkir yang dicetak sendiri oleh pelaku.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam Rustam Efendi beberapa waktu lalu mengatakan, penindakan terhadap jukir liar ini terus dilakukan. Bahkan sudah ada beberapa yang ditertibkan. āKita terus melakukan penertiban. Kalau memang ada yang jukir liar laporkan. Dan kalau tidak memakai seragam, jangan dikasih uang parkirnya,ā tutupnya.
Dishub Diminta Tegas
Meski Dishub mengklaim rutin melakukan penertiban, nyatanya di lapangan aktifitas jukir berlangsung hingga tengah malam. Aktifitas jukir itu diduga tetap berlangsung karena kurangnya pengawasan Dishub Kota Batam. Seperti terlihat di kawasan Nagoya. Bahkan mereka masih menggunakan atribut jukir seperti seragam oranye biru.
āTak dimana-mana, tengah malam jukir itu tetap masih ada. Padahal udah hampir jam satu malam,ā ujar Surisman, warga Seipanas, Minggu (7/4/2019).
Menurut dia, para jukir itu biasanya mangkal di dekat tempat makan. Bahkan kerap jukir itu tak terlihat saat kendaraan masuk dan hendak keluar.
āKetika sudah mau jalan tiba-tiba (jukir) sudah disamping kendaraan aja. Tahunya minta duit aja, tapi tugas tak jalan. Malas ribut makanya saya kasih,ā terangnya.
Ia meminta agar Dishub Kota Batam dapat menindak, jangan sampai jukir yang beroperasi hingga tengah malam itu terus meresahkan warga. āJam operasional jukir itu harus jelas, jangan dibiarkan begitu saja. Sebab masyarakat yang diresahkkan hampir setiap saat,ā bebernya.
Hal senada juga dikatakan Nesya. Ia kesal dengan keberadaan jukir yang kerap mangkal di depan anjungan tunai mandiri (ATM) hingga tengah malam. āHingga tengah malam tetap ada jukir di depan ATM, bingung juga mereka standby terus disana,ā jelas Nesya.
Menurut dia, Dishub harus mensosialisasikan mengenai waktu tugas jukir.
āDulu katanya tugasnya hanya hingga jam 8 malam, tapi realisasinya hingga 24 jam. Dishub harus tegas,ā pungkasnya. (she/une)