Jumat, 29 Maret 2024

Kepedulian Terbaik pada Masa Darurat Palestina

Berita Terkait

Ketegangan di bumi Palestina terus berlanjut. Palestinian Center for Human Rights melaporkan sejumlah kekerasan terus dilakukan pasukan Israel di wilayah Okupasi Palestina. Pada peringatan Great March of Return pekan ke-52, lima warga sipil Palestina dilaporkan meninggal dunia dan 417 orang luka-luka. Beberapa hari setelahnya, seorang pemuda Palestina berusia 23 tahun meninggal dunia ditembak tentara Israel di Tepi Barat.

Selain tindak kekerasan yang menyerang individu, sejumlah kriminalisasi kepada hak warga Palestina juga dilakukan. Berdasarkan catatan PCHR pada 28 Maret-3 April 2019, pasukan Israel setidaknya melakukan 68 serangan militer ke komunitas Palestina di Tepi Barat serta 5 serangan lain ke Yerusalem dan sekitarnya. Selama serangan itu, pasukan Israel menangkap setidaknya 28 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak di Tepi Barat, sementara 16 warga sipil lainnya, termasuk 2 anak-anak dan 3 perempuan, ditangkap dari Yerusalem dan sekitarnya. Israel juga terus menghancurkan bangunan ataupun permukiman warga Palestina di Yerusalem.

Di sisi lain, Gaza, kota kecil yang diblokade lebih dari 11 tahun terancam tidak layak huni pada 2020. Sejak setahun lalu, gerakan massa The Great March of Return telah berlangsung. Demonstrasi yang dilakukan setiap Jumat menuntut hak atas tanah yang beratus tahun dimiliki warga Palestina. Sangat memprihatinkan, pada demonstrasi ini, pasukan Israel merespons secara berlebihan. Tidak segan, peluru dan gas air mata membuat ratusan orang meninggal dan puluhan ribu luka-luka.

Memahami krisis kemanusiaan yang semakin memprihatinkan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar lebih keras untuk memberikan kepedulian dan bantuan terbaik bagi masyarakat Palestina. Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur mengatakan, berbagai program inovatif terus digarap ACT untuk memberikan respons terbaik nan tanggap, terutama memasuki bulan Ramadan.

“Memburuknya kondusivitas di Palestina akhir-akhir ini membuat kami di ACT, segera mengalihkan program bantuan melalui Kapal Kemanusiaan Palestina menjadi beberapa induk program yang terbukti efektif dan efisien, serta lebih cepat diimplementasikan. Kelengkapan bantuan pun ditingkatkan, agar manfaatnya lebih signifikan dan berjangka panjang,” jelas Syuhelmaidi, Jumat (5/4).

Syuhelmaidi menjelaskan, keputusan itu dilakukan untuk meningkatkan signifikasi dan jangka panjang bantuan. ACT berikhtiar mengoptimalkan operasional Indonesia Humanitarian Center (IHC) di Gaza–sebuah gudang yang mengelola hingga 1000 ton bantuan pangan, pakaian dan obat-obatan. Hunian yang layak untuk warga Palestina juga segera disediakan melalui pembangunan rumah susun Indonesia di Gaza, diawali membangun 1000 rumah di atas tanah wakaf.

Sementara dari segi pemberdayaan ekonomi, ACT melalui Global Wakaf akan membangun Warung Wakaf yang akan dikelola oleh komunitas masjid dan masyarakat di Gaza. Tidak hanya itu, pemberdayaan ekonomi juga dioptimalkan dengan membangun Lumbung Ternak Wakaf yang mengelola ratusan ternak untuk keperluan sepanjang Ramadan, termasuk menyiapkan stok kurban untuk Iduladha mendatang.

Di bidang pengadaan, peningkatan program bantuan meliputi Dapur Umum Indonesia, Humanity Water Tank, Humanity Card, bahan bakar minyak untuk generator listrik di rumah sakit, bantuan bagi penyandang disabilitas, layanan medis serta ragam bantuan lainnya yang bersifat musiman.

“Bismillah, dengan memohon kekuatan dan keberkahan dari Allah subhanahu wa taala, beberapa program bantuan ini akan menjadi fokus pemberian bantuan bagi Palestina, khususnya menyambut Ramadan 1440 ini, insyaallah,” tegas Syuhelmaidi. [*]

Update