Rabu, 24 April 2024

Menpar Jadikan Singapura Sebagai Tourism Hub

Berita Terkait

‎batampos.co.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mendorong kinerja visit Indonesia tourism officer (VITO), menjadikan Singapura sebagai tourism hub. Untuk mencapai target itu, Kemenpar menyiapkan hot deals untuk Batam, yang tahun lalu jumlahnya 700 ribu menjadi 1 juta jiwa tahun 2019 ini.

Hot deals ini sebagaimana disampaikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat VITO annual meeting di Batam, Rabu (10/4). Hadir pada kesempatan itu, marketing parawisata Indonesia di negara asing, Kepala Dinas Parawisata se-Kepri dan lainnya.

“Kita bantu Kepri melalui hot deals. Hot deal tahun lalu 700 ribu (kursi). Tahun ini akan kita tambah menjadi 1juta sesuai dipresentasikan tadi,” kata Arief.

Hanya saja, diminta agar hot deals 1 juta kursi itu harus tercapai pada pertengahan tahun ini. Selanjutnya, Kemenpara akan menambah hot deals untuk Kepri menjadi 2 juta kursi. “Saya mau selesai di enam bulan pertama. Jadi saya akan saya tambah menjadi 2 juta. Susah memang susah,” sambungnya.

Namun diyakini program itu bisa tercapai, dengan strategi membagi hot deals dari Singapura dalam beberapa kategori. Diantaranya, hot deals untuk ekspatriat di Singapura, ‎untuk orang Singapura dan lainnya.

“Untuk menarik juga, kita buat promosi dengan tawaran, hanya dengan sekitar 100 dolar Singapura, akan mendaapat pemandangan indah di Batam, Bintan dan lain,” jelasnya.

Selain itu, ‎menjadikan Singapura sebagai turism hub, dengan target 2 juta. Dimana, turis Malaysia di Singapura, orang Thailand di Singapura, Philippina di Singapura dan lain, digeser ke Batam. Sehingga posisi Singapura dijadikan hub ke Batam dan daerah lain di Kepri.

“Singapura sebagai hub, ini agak beda. Orang Cina (wisatawan) di Singapura sudah jutaan. Kita tergetkan bergeser ke Batam. Jadi kita jadikan Singapura hub parawisata,” harapnya

Dengan demikian, Kemenpar optimis dengan target wisman ke Kepri bisa 4 juta.

“Target Kepri, 2,5 juta. Tapi kalau 2,5 juta, tidak akan membuat target nasional tercapai. Jadi begini, 2 juta menjadi 2,5 juta. Jadi 2,5 juta menjadi 4juta. Itu bisa kita capai,” imbuhnya.

foto: batampos.co.id / cecep mulyana

Untuk itu, mereka memfokuskan marketing pariwisata, melalui program VITO. Dimana, di negara yang diharapkan menyumbang wisman ke Batam, disiapkan marketing parawisata Indonesia. Marketing ini mewakili Indonesia di luar negeri, memasarkan parawisata.

“Mereka untuk mewakili kita sebagai pemasaran ‎di 16 negara, dengan 20 kota. Mereka orang asli disana atau orang Indonesia yang sudah lama tinggal disana. Karena harus paham pasar disana. Untuk marketing, membangun hubungan dengan stakeholder,” beber Yahya. ‎

‎VITO sendiri diharapkan bisa mengerjakan promosi pariwisata Indonesia secara efektif yang dapat diterima di pasar internasional. Pada pertemuan di Batam hari itu, dapat menyamakan persepsi serta mendengarkan masukan dan perkembangan VITO di tiap negara. Serta menyusun strategi untuk jadikan Singapura sebagai tourism hub.

“Pertemuan ini untuk memperkuat kolaborasi agar mendapatkan lebih banyak wisman ke Indonesia melalui hub countries dan strategi hot deal,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief juga berharap VITO memberikan kontribusi untuk menjaring potensial market dari toursim hub, wisatawan milenial dan MICE. Serta menjual paket-paket hot deals.

“Untuk tourism hub, saya harap para VITO berkolaborasi membuat strategi dengan VITO Singapura. Contohnya VITO China menjual paket wisata dan menjadikan Singapura sebagai hub countries sebelum mereka singgah ke Batam atau Bintan,” kata Menpar Arief.

Kemenpar sendiri menargetkan VITO Singapura menyumbang 4 juta wisatawan mancanegara dari strategi tourism hub. Dimana target itu terbagi dalam dua kategori, 2 juta wisman dari wisatawan Singapura dan Expatriat di sana dan 2 juta wisman dari Singapura sebagai Tourism Hub.

Toursim hub sendiri memiliki porsi 30 persen dari wisatawan asal ASEAN, Australia, dan Oceania Countries. Dan 70 persennya dari China, India, Korea, Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.

“Kalau kita ingin memasuki suatu negara, kita harus tahu betul karakter negara tersebut. Kita harus paham betul selera pasar kita. Umur berapa, Sukanya apa, Pemandangan, belanja, makanan,semua Itu harus dipahami.” kata Arief Yahya.‎ (cr10)

Update