Jumat, 19 April 2024

Waduk Belakangpadang Kering

Berita Terkait

Ratusan Tewas akibat Banjir Afghanistan-Pakistan

Warga Antre Beli Gas Melon

Penerimaan Pajak April Lebihi Target

batampos.co.id – Musim kemarau beberapa bulan belakangan membuat seluruh waduk atau dam di Kecamatan Belakangpadang kering. Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih dan harus membeli dari luar pulau.

Menurut Faizal, warga Belakangpadang, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Belum lagi, warga yang berlangganan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) juga tidak mendapatkan pasokan air karena kerusakan sistem pada pengolahan air laut menjadi tawar itu.

”Sudah lama juga tak berfungsi. Mereka (petugas SWRO) bilang ada kerusakan makanya tidak bisa melayani air bersih warga,” ujarnya, Jumat (19/4)

Ia mengatakan, saat ini kondisi waduk yang ada di Kecamatan Belakangpadang juga kering. Kondisi ini membuat warga harus mencari air bersih di luar pulau.

Camat Belakangpadang Yudi Admaji mengakui kondisi cuaca yang kemarau membuat air di waduk mengering. Saat ini warga masih mengantre mengambil air dari waduk. ”Sebagian membeli dari luar Batam juga,” terangnya.

Informasinya, kata Yudi, SWRO sudah selesai diperbaiki, sehingga warga sudah bisa menikmati air bersih.

”Sudah loading dua hari ini. Semoga bisa membantu masyarakat,” tambahnya.

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Dian Efsa menga-takan, selama enam bulan terakhir hujan tidak pernah turun sehingga berdampak terhadap debit air di waduk.

”Ini kondisi alam. Musim kemarau ini membuat air di waduk kering,” sebutnya.

Mengenai gangguan pasokan air dari SWRO, Dian menga-takan, beberapa waktu lalu memang ada gangguan pada sistem pengoperasian SWRO. Karena bangunan belum dise-rahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam, jadi tidak bisa memperbaiki.

”Dua hari ini mereka sudah datang setelah kami surati. Alhamdulillah, air sudah mengalir meskipun digilir karena produksi air bersih belum maksimal karena pengoperasian manual,” jelasnya.

Karena itu, sambungnya, warga diharapkan bersabar karena kurangnya pasokan air ini. Untuk kondisi waduk yang mengering, hingga saat ini pihaknya masih berusaha untuk memanfaatkan sisa-sisa air waduk.

”Setiap hari kami pompa dan kami olah. Pasokan yang tidak banyak inilah yang dimanfaatkan warga. Dan itu gratis karena warga harus mengambil sendiri dekat waduk,” terangnya.

Menurutnya kondisi ini hampir terjadi di seluruh Batam. Seperti Dam Seiharapan yang sekarang juga telah melakukan rationing karena berkurangnya debit air.

”Di Batam saja seperti itu, apalagi kami kondisi waduknya yang kecil ini. Mudah-mudah yang sudah kami lakukan ini bisa sedikit membantu kebutuhan warga meskipun belum maksimal,” tutupnya. (*)

 

Update