Kamis, 18 April 2024

Pasokan Terbatas, Harga Cabai Tak Stabil

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / cecep mulyana

batampos.co.id – Menjelang memasuki bulan suci Ramadan, kenaikan harga kebutuhan pokok seperti cabai semakin tak terkendali dan terus merangkak naik di sejumlah pasar-pasar tradisional di wilayah Batuaji dan Sagulung.

Pantauan kemarin (25/4), harga cabai rawit merah di Pasar Tradisional Aviari, Batuaji sudah menembus Rp 80 ribu per kilogram (kg). Sedangkan cabai rawit hijau keriting dijual Rp 70 ribu, bahkan tiga hari lalu sempat menembus Rp 90 ribu kg. Selain itu, harga cabai merah di kisaran Rp 48 ribu per kg, sedangkan cabai hijau dijual Rp 38 ribu per kg.

Sarma, 44, pedagang sayuran di di Pasar Aviari mengatakan, harga cabai rawit merah atau yang lebih dikenal cabai setan ini, tidak pasti. Kadang naik dan kadang turun. Tapi untuk beberapa hari terakhir ini kecenderungannya harga lebih sering naik.

”Harga lebih sering naik ketimbang turun. Pasalnya pasokan cabai ini dikirim dari luar Batam. Belum lagi para tengkulak yang mengambil untung banyak,” ujarnya, Kamis (25/4).

Harga yang tak kunjung stabil ini, juga memengaruhi daya beli masyarakat. Saat ini, konsumen hanya membeli per ons saja. ”Untuk satu ons cabai rawit merah saya jual Rp 8 ribu. Sedangkan pedagang rumah makan bisa membeli 2 sampai 3 ons,” lanjutnya.

Senada juga diutarakan peda-gang lainnya, Mela. Dia menyebutkan harga jenis cabai rawit merah dan jenis cabai lainnya dan seminggu ini tidak menentu. Sebab pasokan semakin berkurang. Bahkan, kata dia, persediaan di kiosnya hanya 5 kg, itu juga diperoleh dari tengkulak dan pasar lainnya.

”Pasokan tak terlalu banyak, tadi malam cuma dapat 5 kilogram. Hal seperti ini sering terjadi tiap tahunnya menjelang bulan puasa,” ujar Mela, Pedagang lainnya

Sementara itu, di Pasar Basah Sagulung, harga daging ayam segar berkisar Rp 38 ribu -Rp 40 ribu per kg, dan daging ayam es dibanderol Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu per kg. Fikar, pedagang daging ayam di pasar ini mengakui pasokan dari peternak lokal di Barelang masih belum mencukupi, yakni hanya sekitar 40 sampai 50 kg saja. (cr1)

Update