Sabtu, 20 April 2024

Hujan, Batuaji Kembali Dikepung Banjir

Berita Terkait

batampos.co.id – Upaya normalisasi drainase terus dilakukan, namun banjir belum sepenuhnya diatasi. Di wilayah Batuaji dan Sagulung banjir masih saja terjadi saat hari hujan. Hujan dan angin kencang, Rabu (8/5/2019) kemarin misalkan sebabkan sejumlah ruas jalan kembali terendam banjir.

Lokasi jalan yang terendam banjir ini masih sama yakni titik-titik jalan yang sistem drainasenya belum tertata dengan baik. Seperti depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, depan pasar Melayu, Simpang Tobing persisnya depan perumahan Mutiara Hijau, Marina City dan beberapa ruas jalan di Tanjunguncang.

Pantauan di lapangan, banjir di ruas jalan terjadi karena air tak tertampung dalam drainase yang ada. Bahkan beberapa ruas jalan yang memang belum ada sistem drainase sehingga jadi sasaran empuk air saat hujan.

Drinase depan RSUD sebenarnya sudah cukup lebar dan dalam, namun karena jalur penyebrangan di simpang RSUD yang kurang maksimal dan tersumbat sampah maka air tak bisa mengalir lancar. Sebagian air meluap dan menggenani bahu jalan.

Kondisi serupa juga terjadi di depan pasar Melayu yang mana sistem penyebrangan air dan drainase lanjutan ke wilayah Sagulung belum ditata dengan baik. Air tak bisa mengalir lancar karena tidak terhubung dengan baik dari hilir ke hulu.

Yang lebih parah lagi di wilayah Tanjunguncang. Sistem drainase di jalan brigjen Katamso, Batuaji ini masih amburadul. Selain kurang maksimal dan belum ditata dengan baik, drainase disana tidak terhubung satu sama lain sekalipun di jalur yang sama. Ini diperparah lagi dengan kondisi alam yakni air laut pasang dari pantai Marina yang menyebabkan air bukannya mengalir keluar tapi malah masuk ke lingkungan pemukiman dan jalan raya.

Camat Batuaji Ridwan mengakui hal itu. Sistem drainase di wilayah Batuaji dan Sagulung memang belum terhubung dengan baik sehingga masih sulit mengatasi banjir ini. Upaya normalisasi dari Pemko Batam sudah berjalan maksimal dengan mengorek dan melebarkan sejumlah drainase induk, namun itu belum cukup sebab lokasi penyebrangan air belum semuanya dibenarkan.

“Ini yang lagi dikerjakan sekarang oleh petugas penggali parit. Pengerjaan di jalur penyebrangan air dilakukan secara manual jadi butuh waktu. Memang tak mudah atasi masalah banjir ini tapi tetap diupayakan semaksimal mungkin,” ujar Ridwan.

Untuk lokasi drianase yang sama sekali tak berfungsi akan dikaji lebih dalam lagi agar saat dikerjakan benar-benar efektif nantinya.

“Seperti di Tanjunguncang yang ada pengaruhnya dengan air pasang maka perlu kajian lagi,” ujar Ridwan. (eja)

Update