batampos.co.id – Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan pertama 2019 tumbuh sebesar 4,76 persen. Nilai tersebut turun dari pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan keempat 2018 yang menanjak hingga angka 5,48 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Kepri didorong oleh pertumbuhan kategori industri pengolahan yang memberikan andil sebesar 1,99 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran didorong oleh konsumsi rumah tangga sebesar 1,99 persen dan pengeluaran pembentukan modal tetap bruto sebesar 0,27 persen,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Zunadi, Sabtu (11/5).
Pertumbuhan ekonomi Kepri turun dari triwulan sebelumnya disebabkan karena penurunan konsumsi pemerintah sebesar 71 persen. Setelah itu pembentukan modal tetap bruto juga rutun 3,42 persen.
“Ekspor barang dan jasa turun sebesar 0,30 persen dan komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang pada PDRB juga turun 3,99 persen,” ucapnya.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2018, maka ekonomi kita mengalami kontraksi atau mengalami perlambatan lagi.
“Kita tahu di triwulan IV tahun lalu ekonomi Kepri bisa tumbuh 5,34%. Sementara triwulan I tahun ini hanya tumbuh 4,76%. Penyebab utama dari kontraksi ini merupakan masalah klasik,” katanya.
Masalah klasik tersebut yakni belum terealisasinya belanja pemerintah secara maksimal di awal tahun ini. Terlihat di data BPS pada kategori administrasi pemerintah dan jaminan sosial wajib mengalami kontraksi hingga 20 persen. Hal ini lazim terjadi karena pemerintah biasanya akan lebih banyak belanja di akhir tahun.
Memasuki triwulan II tahun 2019 ini seharusnya pemerintah daerah di Kepri menyegerakan realisasi belanja di APBD. Karena belanja pemerintah ini berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika cepat direalisasikan juga akan menimbulkan multplier effect terhadap sektor lainnya seperti konsumsi rumah tangga.
“Kalau kita bandingkan dengan triwulan I tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kepri hanya sedikit lebih cepat. Dimana di triwulan I tahun 2018 ekonomi Kepri tumbuh 4,51% saat ini lebih cepat menjadi 4.76%. Artinya tanda tanda ekonomi akan membaik tahun ini sudah mulai terlihat,” katanya.
Sekarang tinggal bagaimana pemerintah bisa mendorongnya lebih kencang lagi melalui stimulus fiskal. Investasi juga harus terus digenjot agar tumbuh lebih cepat lagi. Perang dagang yang semakin memanas antara AS dengan China beberapa hari terakhir bisa dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak lagi investor asing untuk datang ke Batam. (leo)