Selasa, 19 Maret 2024

2,7 Juta Penduduk Belum Rekam e-KTP

Berita Terkait

batampos.co.id – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya mengejar program single identity number (SIN) atau nomor identitas kependudukan tunggal. Mereka kini mengejar penduduk yang belum merekam e-KTP sekitar 1,7 juta jiwa.

Direktur Fasilitasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Gunawan menuturkan program single identity number itu adalah satu penduduk dengan satu nomor induk kependudukan (NIK). Menurut saat ini penerbitan NIK sudah lebih tertib.

Sebelumnya dia mengakui bahwa setiap orang bisa memiliki NIK lebih dari satu. Diantaranya adalah setiap ada orang yang mengurus KTP untuk alamat baru, ditetapkan NIK baru juga. Sehingga jika ada orang yang berpindah domisili sampai tiga kali, maka dia bisa mendapatkan NIK tiga kali.

’’Padahal NIK itu adalah nomor unik. Yang didapat sejak seseorang itu lahir,’’ katanya usai melakukan penandatangan kerja sama dengan Universitas Terbuka (UT) di Tangerang Selatan, Banten, kemarin. NIK tersebut juga tetap sama sampai seseorang meninggal dunia.

Gunawan menuturkan saat ini jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan jumlah NIK mencapai 265.185.520 orang. Data tersebut merupakan rekapitulasi akhir Desember 2018. Kemendagri terus memperbaharui data tersebut secara berkala.

Petugas merapihkan KTP warga yang sudah jadi.
Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

Menurut Gunawan dari seluruh penduduk yang mencapai 265 juta lebih itu, 192 juta diantaranya wajib memiliki KTP elektronik (e-KTP). Angka persisnya adalah 192.676.863 orang. Namun, sampai saat ini jumlah penduduk yang wajib memiliki e-KTP tersebut belum seluruhnya melakukan perekaman. ’’Yang belum merekam e-KTP ada 2.736.811 orang,’’ katanya.

Angka tersebut setara dengan 1,42 persen. Menurut Gunawan populasi penduduk yang belum melakukan perekaman e-KTP diantaranya banyak berada di Papua dan Papua Barat.
Gunawan mengatakan tempat para penduduk yang belum mereka e-KTP tersebut tergolong susah medannya.

’’Mereka berada di gunung-gunung,’’ katanya. Selain itu perekaman e-KTP tersebut juga mengalami kendala budaya. Sebab masih banyak orang yang menilai bahwa e-KTP tidak terlalu penting dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun begitu Gunawan mengatakan Kemendagri bersama dinas Dukcapil setempat akan terus melakukan jemput bola. Yakni mendatangi kantong-kantong penduduk untuk melakukan perekaman e-KTP.

Dia berharap jumlah penduduk yang belum melakukan perekaman e-KTP terus berkurang.

Gunawan juga mengatakan kampus memiliki peran penting untuk sosialisasi perekaman e-KTP. Sebab mahasiswa baru biasanya belum melakukan perekaman e-KTP. Kampus diharapkan lebih aktif untuk sosialisasi kepada mahasiswanya untuk melakukan perekaman e-KTP. (wan)

Update