batampos.co.id – Direktur Utama bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura, menyampaikan bahwa perencanaan sistem ketenagalistrikan di Kota Batam sudah sampai tahun 2025.
Saat ini sistem kelistrikan di Kota Batam masih memiliki cadangan sebesar 120 Megawatt (MW). ”Kalau pembangkit besar di Tanjungkasam sebesar 65 MW jatuh (rusak, red), sebenarnya kita masih cukup,” kata Dadan saat buka bersama dengan media di Hotel Vista, Jumat (24/5/2019) sore.
Namun pada bulan Maret lalu, tiga pembangkit bright PLN Batam sebesar 160 MW rusak dalam waktu berdekatan. ”Kita minus hingga 40 MW,” katanya. Saat itu, manajemen bright PLN Batam langsung menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang selama ini tidak dipergunakan akibat tingginya Biaya Pokok Produksi (BPP).
”Dalam satu minggu kita keluarkan Rp 9 miliar untuk membeli solar,” beber Dadan.
Bahkan untuk meminimalisir pemadaman, bright PLN Batam juga membeli listrik sebesar 40 MW dari pembangkit milik perusahaan Inggris.
”Kita sewa pembangkit dengan harga 58 ribu British Pound Sterling per minggu, itu kita lakukan untuk meminimalisir pemadaman ini,” ungkap Dadan lagi. Namun, keadaan tersebut rampung pada awal bulan Ramadan.
”Alhamdulillah, awal Ramadan selesai,” ungkapnya. Dalam kesempatan itu Dadan juga mengungkapkan tingginya BPP listrik tenaga gas yang saat ini harganya sudah melambung.
”Dulu gas bisa kita dapat 4 dolar US per MMBTU, setelah ada keputusan menteri, harga gas sudah 6 dolar US,” bebernya. Agar BPP listrik di Batam bisa ditekan, pihaknya berencana mengurangi pemakaian gas dalam sistem kelistrikan di Batam.
”Kita pikirkan pembangkit murah dengan mengurangi gas dan meningkatkan batubara.”
Bahkan, ke depan, manajemen bright PLN Batam berencana membangun pembangkit listrik tenaga air.
”Pemerintah sepakat membangun jembatan Babin (Batam-Bintan), investor dari Belanda menawarkan pembangkit arus air laut di Bawah jembatan Babin,” katanya. Hal itu merupakan alternatif agar listrik di Batam tetap ekonomis.
”Kita cari alternatif agar biaya pokok produksinya rendah. Kita ajak wartawan berfikir tentang kelistrikan di Batam tetap survive,” bebernya. Karena, lanjut Dadan, keberadaan listrik harus jauh di atas pertumbuhan ekonomi.
”Biar tidak terjadi krisis, listrik harus menjadi roda depan sedangkan pertumbuhan ekonomi menjadi roda belakang,” katanya. Ketua PWI Kepri, Candra Ibrahim, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, listrik sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat.
”Medsos (media sosial) saja dimatikan repot, apalagi listrik dimatikan,” kata Candra.
Dalam kesempatan itu, pria yang menjabat Direktur Utama Batam Pos itu juga mengu-capkan terima kasih kepada bright PLN Batam yang me-ngadakan kegiatan buka bersama media.
”Terima kasih dari PWI Kepri, IJTI, dan teman-teman media. Semoga acaranya membawa berkah dan keakraban,” ucapnya. Dalam acara tersebut, bright PLN Batam juga membagikan doorprize kepada rekan media yang hadir.(une)