Kamis, 25 April 2024

Pulau Terluar Simbol Negara dan Kawasan Strategis

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemko Batam menilai pengembangan dua pulau terluar yakni Pulau Pelampong dan Batu Berantai diperlukan sebagai simbol negara.

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Batam, Wan Darussalam, mengatakan, minimal akan dikembangkan untuk jadi kawasan strategis nasional dan penanda wilayah Indonesia.

“Sekarang kan masih batu. Nanti (minta) dibangun supaya ada aktivitas,” kata dia, kemarin.

Ditanyai perihal apakah akan ada rencana penempatan aparat oleh TNI. Wanita menyebutkan, hal ini sudah ada di Pulau Nipa yang sudah dikembangkan terlebih dahulu, selain keamanan di pulau Nipa juga dikembangkan untuk kegiatan KKP dan kawasan hijau. Pulau lain yang telah dikembangkan, tinggal diresmikan adalah Pulau Putri untuk kepentingan pariwisata.

“Selain pulau terluar Pak Wali juga kembangkan pantai Nongsa. Sudah kami ajukan ke provinsi (penambahan wilayah pantai Nongsa), tinggal penyelesaian aspek legalnya saja,” papar dia.

Sebelumnya, Assisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Pemko Batam, Yusfa Hendri menyampaikan harapan agar pulau luar dikelola dalam rapat bersama Komite I DPD RI di Graha Kepri, Selasa (22/5).

Pulau Putri

“Nipa dan pulau putri sudah dikembangkan. Pulau lain belum ada pengembangan, ini kita minta dua lagi dikembangkan ,” katanya.

Ia menilai, pengembangan pulau terluar sangat penting. Karena perbatasan tentu berdekatan atau bersinggungan langsung dengan negara lain.

“Karena itu terkait batas negara kita. Kalau tidak dibangun, informasi yang masuk dari pulau terluar lemah. Aksesibilitas juga terbatas,” ucapnya.

Dengan adanya pengembangan pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan diharapkan pembangunan lebih terintegrasi. Dalam hal ini, pihaknya juga meminta masukan Pemerintah Pusat terkait strategi pengembangan pulau terluar.

“Sehingga bisa menjadi wilayah yang memberikan nilai ekonomi juga,” harapnya.

Di lokasi yang sama, Asisten I Pemprov Kepri, Raja Ariza mengatakan Kepri memiliki daerah atau pulau terluar yang belum terperhatikan. Sehingga, tidak ada pengembangan, baik dari segi infrastruktur dan masyarakat.

“Banyak pulau-pulau yang hanya onggokan batu. Tidak ada penduduk. Kalau itu dibiarkan terus, bisa hilang pulau nya,” ujar Ariza.

Diminta agar pulau-pulau terluar tanpa penghuni karena hanya berupa tumpukan batu besar, dibenahi. Diminta dilakukan reklamasi, sehingga bisa digunakan. Masyarakat bisa ditempatkan dipulau terluar dan ekonominya dibangun.

“Kalau kami dari daerah, tidak bisa membangun pulau terluar. Butuh dana besar untuk reklamasi. Seperti Pulau Nipa, itu sampai Rp600 miliar. Kalau kami, dari mana uang kesitu? APBD kami saja tidak sampai 3 triliun. Kami minta diperjuangkan,” harapnya. (iza)

Update