Sabtu, 8 Februari 2025

Tiga Siswa SMPN 3 Kota Batam Raih Nilai UN Tertinggi se-Kepri

Berita Terkait

batampos.co.id – Mengenakan baju Melayu berwarna biru, Niatussyakhi Azzura G tiba di sekolahnya, SMPN 3 Batam, Selasa (28/5/2019) pagi. Ditemani sang ibu, ia terlihat malu-malu saat ditanya soal prestasinya sebagai peraih nilai UN tertinggi tingkat SMP se-Kepri.

“Tadi pas ditelpon lagi tidur. Terus ibu bangunin katanya dapat nilai terbaik,” Niatussyakhi Azzura G mengawali perbincangan dengan Batam Pos. Remaja yang akrab disapa Syasha ini mengaku, sebelumnya tidak mendapat firasat apapun.

Ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan nilai tertinggi dalam UN tingkat SMP sederajat se-Kepri tahun ini. Sebelumnya Syasha mengaku hanya bermimpi mendatangi sekolahnya untuk menerima pengumuman hasil UN.

“Kaget juga pas dikasih tahu dapat nilai terbaik se-Kepri. Tapi senangnya ada juga,” ujar siswi peraih beasiswa di SMA Pradipta Dirgantara, Solo, ini. Selama menjalani ujian, Syasha mengaku tidak ada kesulitan yang berarti.

Menurut anak pertama dari tiga bersaudara ini beberapa soal memiliki kesamaan dengan soal-soal latihan yang sudah dikerjakan selama ini. Namun, ada juga beberapa soal yang sama sekali baru.

Dua dari tiga siswa SMPN 3 Batam, Ricky Rahadiyan Daraputra (kanan) dan Niatussyakhi Azura G, meraih nilai UN tertinggi se-Kepri.

Akan tetapi, dengan persiapan yang cukup matang, Syasha mengaku mampu mengatasi soal-soal ujian dengan mudah. “Alhamdulillah, sebelum waktu ujian habis, saya sudah bisa menyelesaikan soal dengan baik,” imbuh gadis berhijab itu. Penyuka BTS ini tidak menyangka bisa menjadi peraih nilai terbaik.

Pasalnya selama duduk di bangku kelas IX di SMPN 3 Batam, ia tidak pernah juara kelas dan hanya masuk 10 besar. “Dulu sering juara kelas, cuma selama kelas 3 ini nggak pernah (juara lagi) karena isinya siswa unggulan semua,” ucapnya sambil tertawa.

Ia menyebutkan, dalam UN tahun ini ada dua mata ujian yang mendapatkan nilai 100. Yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Kemudian Bahasa Indonesia 98 dan IPA 9,75.

Gadis kelahiran 20 Juli 2004 ini sangat senang dengan hasil yang diraihnya. Selanjutnya ia akan meneruskan pedidikan di SMA Pradipta yang berada di Solo, Jawa Tengah. Ia bercita-cita suatu saat nanti bisa menjadi aktivis dan berguna bagi nusa dan bangsa.

“Alhamdulillah, bisa lolos tes dan mendapatkan beasiswa. Sekolahnya sudah terkenal dan bagus. Mereka kasih pendidikan dan tempat tinggal gratis selama menempuh pendidikan di sana. Ya lumayan, jadi tidak memberatkan orangtua juga,” beber sulung dari pasangan Gusyah-ri Hidayat dan Susi Marleni ini.

Menurutnya, saat ini biaya pendidikan sangat tinggi. Karenanya, ia bertekad belajar dengan baik untuk meraih prestasi yang baik pula. Sehingga kelak ia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan beasiswa.

“Beasiswa salah satu cara untuk mendapatkan pendidikan. Kalau jadi dokter kan butuh biaya yang tidak sedikit. Jadi kalau dapat beasiswa ada kemudahan karena ekonomi keluarga juga biasa saja. Yang penting tidak memberatkan orangtua,” katanya.

Ibunda Syasha, Susi Marleni, mengaku sangat bangga dan senang anaknya bisa menjadi peraih nilai terbaik se-Kepri. Menurutnya, selama persiapan UN, Syasha terlihat tidak terbebani dengan ujian yang akan dikutinya.

“Sama saja. Dia masih main, kadang-kadang belajar juga. Tak ada tegang dan lebih santai,” bebernya. Perempuan berjilbab ini pertama kali mendengar putrinya meraih nilai UN tertinggi setelah ditelepon wali kelas Syasha.

“Pas terima telepon, bu gurunya bilang sujud syukur dulu. Saya kaget kenapa begitu. Terus dia bilang Syasha dapat nilai terbaik. Saya kaget dan bercampur senang,” ungkapnya.

Ia menceritakan, ketika di rumah Syasha tipe anak yang cuek. Saat mendekati waktu ujian dia memang ada peningkatan belajar. Ikut les hingga belajar di rumah guru.
“Alhamdulillah ada hasilnya.

Selama kelas tiga gak pernah juara. Kalau sebelumnya juara kelas sering. Terus dikabari dapat nilai tertinggi. Saya lega dan senang,” ucap Susi. Ia sangat bangga, sebab sebelumnya Syasha juga sudah berhasil lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah terbaik di Solo, yaitu SMA Pradipta Dirgantara.

“Kemarin ikut tes, eh tak tahunya diterima. Jadi, nanti dia akan belajar jauh dari kami yang di Batam ini,” tambahnya. Ia berharap Syasha tetap bisa menjadi anak yang baik dan fokus pada pendidikannya.

Sebab tidak mudah mendapatkan beasiswa itu. Dari ribuan yang tes ia berhasil menjadi salah satu yang diterima. “Harapan saya yang terbaik semua. Mudah-mudahan cita-citanya tercapai nanti. Dan selalu menjadi anak berbakti dan membanggakan orangtua,” harapnya.

Syasha bukan satu-satunya peraih nilai UN tertinggi tingkat SLTP di Kepri. Selain dia, ada dua siswa lainnya yang sama-sama meraih nilai 395,50. Menariknya lagi, keduanya juga merupakan siswa SMPN 3 Batam.

Kedua siswa tersebut masing-masing Ricky Rahadiyan Daraputra dan Wendy Dharmawan. Sama halnya dengan Syasha, Ricky mengaku tidak menyangka bakal menjadi peraih nilai UN tertinggi se-Kepri. Sebab ia mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk menghadapi UN.

“Santai saja. Karena di kelas juga biasa saja peringkatnya. Pas minggu tenang juga tidak belajar fokus,” katanya. Ricky yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter ini akan melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Batam.

Ia menceritakan selama mengerjakan soal ujian tidak ada kesulitan yang ditemui. Soal yang keluar dalam ujian sudah sering dikerjakan saat latihan. “Alhamdulillah, kemarin sebelum ujian juga minta doa sama orangtua biar ujiannya lancar,” ucap remaja kelahiran 23 April 2004 ini.

Kepala SMPN 3 Batam Wiwiek Darwiyati mengatakan, tahun ini SMPN 3 Batam berhasil mempertahankan peringkat siswa terbaik se-Kepri. Bahkan ada 20 siswa yang berhasil meraih nilai 100. “Alhamdulillah, ranking 1 ada tiga siswa dan ranking 5 ada tiga siswa juga,” kata dia.

Ia menyebutkan untuk peringkat satu diraih Niatussyakhi Azzura G, Ricky Rahadiyan Daraputra, dan Wendy Dharmawan dengan raihan nilai masing-masing 395,50. Sedangkan ranking 5 diraih Saputra Chandra G, Putra Pertama F.S, dan Sandi Arihta D.S dengan nilai masing-masing 393,50.

“Alhamdulillah, tahun ini hasilnya sangat luar biasa. Kami berharap semua siswa yang mendapatkan nilai terbaik ini bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru yang telah berupaya mewujudkan semua ini.

“Karena guru juga bekerja keras agar siswa bisa meraih nilai terbaik dalam UN,” imbuh Wiewik. Kepala Dinas Pendidikan Batam Hendri Arulan menga-takan, Batam kembali meraih nilai terbaik di seluruh sekolah yang ada di Kepri.

Ia menyebutkan siswa SMP sederajat di Batam yang ikut UN sebanyak 15.784 siswa dari 28.290 siswa se-Kepri. “Jadi, lebih dari setengah atau 60 persen, seluruh peserta UN berasal dari Batam dengan nilai rata-rata mencapai 58,95,” katanya.

Sebanyak 10 siswa asal Batam juga berhasil meraih nilai terbaik untuk tahun ini. Enam di antaranya merupakan siswa SMPN 3 Batam, disusul SMPN 6 Batam, SMP Putra Batam, dan SMP Tabqha Batam.

Untuk pengumuman kelulusan akan disampaikan hari ini, Rabu (29/5). Ada tiga metode pengumuman yang akan digunakan sekolah. Pertama melalui website sekolah, kedua melalui grup percakapan orangtua, dan ketiga, siswa datang ke sekolah didampingi orangtuanya.

Ia berharap seluruh kepala sekolah memperhatikan dan meminta kepada siswa tidak melakukan aksi konvoi hingga coret-coret baju seragam. Pihaknya memilih mengumumkan sekitar pukul 09.00 WIB.

“Untuk komite membantu mengingatkan orangtua untuk mengawasi anak-anak agar bisa kembali ke rumah usai menerima hasil UN,” ujarnya. Ia berharap, anak-anak peraih nilai terbaik bisa melanjutkan pendidikan di sekolah yang terbaik juga.

Diharapkan mereka bisa menuntaskan pendidikan di tingkat selanjutnya. “Batam punya banyak sekolah terbaik. Jadi, kami sangat berharap mereka yang lulus ini bisa melanjutkan pendidikan mereka,” katanya.

Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 9 Batam Sopan Sitorus menyatakan, pihaknya akan mengumumkan hasil kelulusan pada pukul 09.00 WIB pagi ini, Rabu (29/5/2019).

Hasil pengumuman akan dimasukkan ke dalam amplop dan akan diserahkan ke siswa dengan didampingi orangtua masing-masing. “Seperti tahun sebelumnya kita umumkan melalui amplop yang diambil langsung oleh siswa dan wali murid,” kata Sopan, Selasa (28/5/2019).

Ia menambahkan, siswa dianjurkan mengenakan seragam Melayu dan dilarang membawa peralatan cat dan sejenisnya atau pakaian ganti. “Untuk menghindari konvoi, maka siswa akan didampingi orangtua atau wali murid,” jelasnya.(yui/cr1)

Update