batampos.co.id – Revitalisasi Pasar Induk Jodoh hingga kini belum terealisasi. Padahal, rencana ini sudah bergulir sejak akhir Desember 2017 lalu. Artinya, hingga Juni 2019 ini, sudah melewati waktu selama 1,5 tahun.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Zulkarnain, mengaku pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk merealisasikan pasar yang digadang-gadang sebagai solusi persoalan Pedagang Kaki Lima di wilayah Nagoya dan Jodoh ini.
”Semua persiapan terus kami lakukan, dalam hal ini, komunikasi dengan Tim Terpadu. Lokasi itu harus clear and clean dulu lah, baru dibangun,” katanya.
Kata dia, pihaknya terus berkoordinasi dengan Tim Terpadu dalam upaya agar pasar tersebut bebas dari pedagang sebelum direvitalisasi. Untuk diketahui, di dalam pasar yang sebagian bangunannya mulai reot ini, masih banyak pedagang yang beraktivitas.
Upaya pemindahan pedagang sudah beberapa kali dilakukan. Bahkan Pemko Batam bersama pihak ketiga menyiapkan lokasi sementara untuk relokasi mereka berjualan.
Baca Juga: Pemugaran Pasar Induk Jodoh Menanti Dana Pusat
Namun, pedagang masih ada yang berjualan di pasar dan tempat relokasi masih banyak yang kosong.
”Sebetulnya bukan tidak mau pindah. Kita sudah beberapa kali ketemu, tinggal tunggu waktu. Maka kita siapkan lahan disamping itu. Pedagang mungkin masih siap-siap pindah,” ujarnya.
Ditanya kapan kepastian penertiban, Zulkarnain tidak ingin berkomentar banyak. Menurutnya hal itu merupakan ranah Tim Terpadu. Namun yang ia pastikan, bahwa pusat tidak bisa menyalurkan dana jika lokasi proyek masih ada masalah seperti masih adanya para pedagang di dalamnya.
”Pusat belum bisa memberikan anggaran kalau lokasinya belum bersih,” imbuhnya.
Ia mengaku, pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat, baik Kementerian Perdagangan maupun Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk ikut mendanai pembangunan pasar induk ini.
”Total anggaran untuk pembangunan sekitar Rp 200 miliar. Ini terus kami kejar ke pusat juga,” pungkasnya.(iza)