Kamis, 25 April 2024

PT Foster Electronic Indonesia Hengkang Dari Kota Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Tahun ini satu lagi perusahaan berkapasitas cukup besar kembali tutup dan tidak beroperasi lagi di Kota Batam. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, Rudi Sakyakirti, Kamis (13/6/2019).

“Ada satu kalau tidak salah Foster Electronic Indonesia di Kawasan Industri Muka Kuning. Namun prosesnya sudah selesai,” kata dia.

kata dia, perusahaan yang memproduksi barang elektronik berupa speaker atau pengeras suara itu sudah melaporkan kondisi perusahaannya sejak tahun lalu.

Ribuan pencari kerja memadati Multi Purpose Hall (MPH) kawasan Industri Batamindo. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Berdasarkan data yang diterima Disnaker, jumlah pekerja permanen tidak terlalu banyak sedangkan lainnya merupakan karyawan kontrak.

“Sudah mereka selesaikan dari tahun lalu. Jadi yang permanen sudah diselesaikan haknya, sedangkan yang kontrak menunggu kontrak habis dan tidak disambung lagi,” jelasnya.

Menurutnya, karena proses sudah bertahap dari tahun lalu semua berjalan dengan baik. Meski laporan finalisasi belum disampaikan ke Disnaker, namun sejauh ini lanjut dia, karyawan perusahaan tersebut tidak ada yang menyampaikan keluhan kepada pihaknya.

“Kalau ada masalah pasti karyawan sudah lapor. Kami tinggal menunggu dari pihak mereka melaporkan hasil penyelesaian dengan karyawan saja lagi,” imbuhnya.

Mengenai perusahan yang akan hengkang ke luar Kota Batam, Rudi mengungkapkan tidak ada informasi resmi dari mereka. “Yang jelas mereka tidak beroperasi lagi di Batam. Selanjutnya kemana itu tergantung mereka. Paling penting itu nasib karyawan terselesaikan,” tambahnya.

Disinggung mengenai persaingan kerja di Batam pasca lebaran. Rudi menjelaskan pencari kerja ke Batam mengalami peningkatan usai lebaran. Perpindahan penduduk ini sudah menjadi tren setiap tahunnya.

“Masalahnya mereka yang datang ini tidak bisa memenuhi kriteria yang dibutuhkan perusahaan, sehingga angka pencari kerja bertambah. Mereka kebanyakan terbentur di tinggi badan,” tambahnya.

Pertumbuhan perusahaan selalu ada. Seperti yang dirilis pengelola kawasan industri beberapa waktu lalu. Artinya, kebutuhan akan bekerja terus ada. “Sekarang apakah mereka bisa bersaing. Itu saja persoalannya,” lanjut Rudi.

Sejauh ini belum ada informasi terkait penambahan perusahaan yang akan menutup operasi mereka di Batam. Ia berharap hal ini bisa bertahan hingga akhir tahun nanti. “Mudah-mudahan jangan ada lagi, jadi sektor industri ini bisa terus tumbuh ke depannya,” sebutnya.

Berdasarkan data terakhir dari Disnaker, jumlah perusahaan dan usaha yang tutup di Kota Batam mencapai 62 perusahaan dan merumahkan 32.478 pekerjanya selama 2018 lalu.(yui)

Update