Sabtu, 20 April 2024

Mengandung Bakteri, Singapura Tolak Air Mineral Kemasan Buatan Malaysia

Berita Terkait

batampos.co.id  – Badan Makanan Singapura (SFA) mengumumkan menolak penjualan air minum kemasan Starfresh buatan Malaysia, setelah terdeteksi bakteri Pseudomonas aeruginosa.

”Produk (Starfresh,red) kami tarik dari pasaran dan pulangkan kembali. Air minum dalam kemasan itu ditemukan mengandung bakteri Pseudomonas aeruginosa. Ini bakteri yang menyebatkan penyakit dan lingkungan,” ujar juru bicara SFA seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (13/6) lalu.

SFA menyebutkan, bakteri ini ditemukan setelah pihaknya melaksanakan pengambilan sampel rutin terhadap aneka jenis makanan dan minuman impor yang masuk ke negara itu.

”Radha Exports selaku importir telah kami perin-tahkan untuk menarik kembali semua produk yang sudah terlanjur beredar,” jelasnya.

Seluruh minuman merek Starfresh itu harus dikembalikan ke produsennya di Malaysia, termasuk botol ukuran 1,5L dengan tanggal kedaluwarsa 13 Mei 2021 dan botol air 500ml yang akan kedaluwarsa pada 11 Mei 2021.

Selain itu, SFA juga mengimbau seluruh konsumen warga Singapura, turis pendatang yang masuk ke negara tersebut, yang sudah terlanjur membeli produk tersebut, atau yang masih menemui produk tersebut di Singapura, untuk tidak mengkonsumsi atau pun membelinya.

”Kami khawatir dampaknya terhadap kesehatan medis,” jelasnya.

Sementara itu, Radha Exports mengungkapkan telah menindaklanjuti permintaan dari SFA tersebut.

ilustrasi

”Kami telah menarik semua air minum kemasan Starfresh dari berbagai rak toko di Singapura. Kami mengikuti perintah sesuai pedoman peraturan Pemerintah Singapura,” jelas mereka.

Seperti diketahui, bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat ditemukan di feses, tanah, air, dan air limbah, menurut badan tersebut. Bakteri inidapat berkembang biak di lingkungan air dan di permukaan bahan organik yang cocok jika terkena air.

”Penggunaan atau konsumsi produk yang terkontaminasi dengan Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan berbagai infeksi, ruam kulit tetapi jarang menyebabkan penyakit serius pada orang sehat,” tambah SFA dalam rilis yang diterima media.

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), bakteri ini bisa menjadi ancaman besar bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pasien rumah sakit atau pasien kanker. (cha)

Update