Sabtu, 30 November 2024

Jepang Bangun Pasar Ikan di Natuna Diberi Nama Tsukiji

Berita Terkait

batampos.co.id – Wacana pemerintah membangun pasar ikan Tsukiji di Natuna bakal segera terwujud. Rencana ini pernah dilontarkan Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan saat berkunjung ke Natuna beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Perikanan Pemkab Natuna, Zakimin Yusuf, mengatakan tahun 2020 mendatang Natuna akan memiliki pasar ikan baru yang dikonsep dengan kerja sama bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

”Benar, pasar ikan Tsukiji akan disegera terwujud. Natuna sudah mendapat hibah anggaran atas kerja sama KKP bersama JICA,” kata Zakimun, Minggu (23/6).

Di Tokyo, Jepang ada nama pasar ikan Tsukiji yang sangat terkenal. Sebuah pasar tertua di Jepang yang dibangun pada 1935.

Hibah dana ini, kata Zakimin, Natuna menerima anggaran sebesar Rp 100 miliar dari Jepang. Namun tidak keseluruhannya untuk membangun pasar ikan. Karena sebagiannya diposisikan di pelabuhan Perikanan Selat Lampa.

Pasar Ikan Tsukiji di Tokyo Jepang.

Menurut Zakimin, Natuna sangat beruntung karena mendapat hibah anggaran tersebut. Karena sejauh ini kerja sama KKP dan JICA, hanya beberapa kabupaten/kota mendapat dukungan. Diantaranya Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang, dan Saumlaki.

Program JICA ini, kata Zakimin, pemerintah daerah tidak memerlukan dana sharing atau pendamping. Karena keseluruhan dana tersebut mencakup seluruh prosesnya. Dan daerah hanya menerima hasil pekerjaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

”Dari Rp 100 miliar itu, Rp 46 miliar untuk bangun pasar ikan dan Rp 54 miliar peruntukannya membangun fasilitas di pelabuhan perikanan di SKPT Selat Lampa,” tambah Zakimin.

Dikatakan Zakimin, khusus pembangunan pasar tersebut, pemerintah bersama kementerian sudah menetapkan lokasi disekitar pasar ikan tradisional Ranai. Secara teknisnya akan dilakukan reklamasi di bagian pantai. Dan ditargetkan mulai dikerjakan tahun 2020, setelah proses izin dan lain selesai.

”Pembangunan fisiknya akan dimulai tahun 2022, setelah proses reklamasi selesai. Hibah sebesar Rp 46 miliar itu, sudah disiapkan mulai proses izin, reklamasi dan fisiknya. Dalam perencanaanya, terdapat pusat kuliner, pabrik es kapasitas 20 ton, cold storage kapasitas 30 ton, rumah jaga, toilet, instalasi air bersih, IPAL, landscaping, jalan, parkir, dan gardu listrik,” ujar Zakimin.(arn)

Update