Sabtu, 20 April 2024

Berdesak-desakan Demi Posisi Operator

Berita Terkait

batampos.co.id – Ratusan pria dan wanita memenuhi Multy Purpose Hall (MPH) Batamindo. Mereka ada para pencari kerja (pencaker) yang berasa daalam maupun luar Kota Batam.

Tujuan mereka “menyemuti” MPH Batamindo hanya satu. Bisa mendapatkan pekerjaan menjadi operator di salah satu perusahaan yang ada di kawasan industri tersebut.

Seperti yang terlihat pada Selasa (2/7/2019). Di lokasi tersebut terdapat tiga perusahaan membuka lowongan pekerjaan, yakni PT Alcon, Ciba Vision, dan Indoyasa.

Di lokasi tersebut ratusan pencari kerja (pencaker) yang didominasi usia produktif tersebut memenuhi di MPH Batamindo.

Proses perekrutan pun tak luput dari aksi saling dorong antar pencaker agar mendapat barisan terdepan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi para pencaker. Seperti umur mulai 18 hingga 22 tahun dan tinggi badan, lalu lulusan SMA jurusan IPA, serta kelengkapan berkas pendukung.

Persyaratan tambahan adalah mengukur kelembaban telapak tangan para pencaker yang tidak mudah berkeringat. Hal ini dilakukan PT Ciba Vision.

Ratusan pencaker berebut memasukkan lamaran di MPH Batamindo, Mukakuning, Selasa (2/7/2019). Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

”Iya ini, PT Ciba membutuhkan operator, saya langsung ikut masuk antre,” kata Wulandari.

“Sudah lolos tinggi badan, tinggal menunggu tes tertulis saja,” kata pencaker asal Langkat, Sumatera Utara.

Situasi serupa juga terjadi ketika PT Indoyasa Karya Utama membuka lowongan khusus wanita dengan syarat umur maksimal 21 tahun, serta kelengkapan berkas pendukung.

Dari proses perekrutan terlihat puluhan pencaker kecewa sebab tidak memenuhi persyaratan.

”Sudah lama mengantre dan berdesakan namun ujungnya tak lolos karena tidak ada berkas pendukung,” ujar Hesti dengan raut kecewa.

Meskipun, beberapa hari terakhir mendapat kabar bahwa salah satu perusahaan di Batamindo akan tutup dan tidak menutup kemungkinan perusahaan industri lainnya akan mengalami hal serupa, tapi para pencaker tetap optimis bisa bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

Seperti diungkapkan Andi Wijaya, 26. Pencaker asal Kota Batam ini mengaku cukup khawatir dengan perkembangan situasi industri di Kota Batam.

”Ya meskipun kabar adanya beberapa perusahaan tutup, kami juga tetap berusaha untuk bersaing (mendapatkan pekerjaan-red),” ujarnya.

“Bagaimana pun Batam masih jadi tempat perantauan mencari nafkah,” papar dia lagi.

Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti, mengakui, saat ini lowongan pekerjaan di Kota Batam masih terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah pencaker.

”Padahal di daerah asal mereka juga ada perusahaan, namun mereka tetap memilih Batam. Alasannya upah di Batam cukup tinggi,” pungkasnya.(cr1)

Update