Sabtu, 20 April 2024

Kemelut PPDB di Kota Batam, Orangtua Saling Tuding Pakai Alamat Palsu

Berita Terkait

batampos.co.id – Ratusan orangtua terus mendatangi sejumlah SMA Negeri di Sagulung, sepanjang Selasa (9/8/2019).

Pantauan di SMA Negeri 5 Batam di Kaveling Lama, Sagulung, ratusan orangtua yang datang bersama anak mereka penuh sesak sejak pukul 08.00 WIB.

Meskipun kuota untuk tahap dua terbatas hanya 18 orang mereka tetap berdesak-desakan agar anak mereka bisa mendaftar.

Suasana sempat memanas sebab diantara sesama orangtua saling mengadu jarak tempat tinggal dan sekolah.

beberapa di antara mereka merasa lebih dekat dengan sekolah bersitegang untuk lebih dulu diakomodir panitia PPDB di sekolah tersebut.

Cek-cok pun terjadi antara orangtua. Bahkan mereka salingtuding jika alamat tempat tinggal dibuat-buat agar anaknya diterima di SMA Negeri 5 Kota Batam.

“Jangan bilang paling dekat dengan sekolah, karena kalau paling dekat pasti sudah lolos PPDB online kemarin,” ujar Hendro, orangtua calon siswa ke orangtua yang lain.

“Ini kita sama-sama adu nasib walau pun kami tinggal agak jauh biarkan aja daftar dulu karena masih ada tahap ketiga nanti,” kata dia lagi.

Meskipun sempat memanas, pihak sekolah bersama kepolisian Sagulung berhasil meredam situasi.

Ratusan orangtua dan calon siswa SMA Negeri 5 Kota Batam mengantre untuk mendaftar di sekolah tersebut. Pada PPDB periode kedua ini para orangtua saling tuding adanya penggunaan surat domisili palsu. Foto: Azis Maulana/batampos.co.id

Kepala SMAN 5 Batam, Bahtiar, yang menemui langsung para orangtua meminta agar mendaftar sesuai antrean.

Ia juga meminta para orangtua untuk tidak saling menyalahkan jarak tempat tinggal satu sama lain.

“Tak apa daftar saja semua, tahap dua ini sistemnya sama nanti ada penilaian jarak terdekat,” ujarnya.

“Kalau lebih dekat ke sini ya masuk ke sini, kalau lebih dekat ke SMA Negeri lain nanti dialihkan ke sana, misalnya SMAN 19,” terang Bahtiar lagi.

Penjelasan Bahtiar mendapatkan respon positif. Para orangtua antre untuk mendaftarkan buah hati mereka.

“Tahap ketiga belum ada juknis dari Disdik jadi saya belum bisa kasih penjelasan apapun,” ujar Bahtiar.

Menurutnya, jumlah calon siswa dalam zonasi yang tidak lolos PPDB online SMAN 5 sekitar 300-an orang.

Jumlah itu diprediksi lebih karena ada sejumlah calon siswa yang tidak lolos dalam PPDB tingkat SMK Negeri lari ke SMA Negeri 5.

“Kita layani semua hanya saja kuotanya tetap terbatas sesuai juknis yang ada, tahap dua 18 orang dan tahap tiga nanti dua lokal (72 orang),” ujar Bahtiar lagi.

Situasi yang sama juga terjadi di SMAN 19. Puluhan orangtua yang anaknya belum terakomodir was-was dengan pendaftaran tahap dua dan tiga ini.

Mereka was-was sebab jumlah anak yang akan mendaftar jauh lebih banyak dari kuota tahap dua dan tiga ini.

Lagi-lagi jarak tempat tinggal jadi perdebatan di antara sesama orangtua. Saling tuding pakai alamat palsu atau surat domisili siluman terus keluar dari mulut orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya di SMA negeri 19.

Ada yang menuduh jika sebagian yang terakomodir dalam PPDB online menggunakan alamat palsu dan lain sebagainya.

Menanggapi itu panitia PPDB SMA Negeri 19, menjelaskan proses PPDB diatur sistem. Sehingga yang lolos itulah yang memenuhi kriteria PPDB yang ada.

“Tak ada kami buat-buat, semua pakai sistem jadi hasilnya seperti apa itulah yang berhak masuk,” ujar Kepala SMA Negeri 19, Nelly Chandarawati.(eja)

Update