Jumat, 19 April 2024

Loh, Batam Bagaimana?

Berita Terkait

Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sudah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Sudah beberapa pekan lalu tepatnya.

Semua tahapan pemilihan umum (pemilu), baik pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan legislatif (pileg) sudah berakhir. Lalu apa? Kayaknya mereka yang di atas lagi sibuk ngomongin soal jatah menteri.

Bagi-bagi kursi. Setidaknya itulah yang ramai diperbincangkan di berbagai media. Semua membahas soal bagi-bagi kursi.

Mungkin itu merupakan isu hangat. Masih ramai diperbincangkan. Asyik diperbincangkan. Tapi oleh siapa? Tentu oleh yang berkepentingan. Entahlah.

Namun tidak bagi saya. Isu soal bagi-bagi jatah kursi sangat tidak menarik. Kenapa? Karena hanya memuaskan sebagian kecil orang. Yang punya kepentingan tentunya. Kurang oke malahan.

Saya justru tertarik membahas, habis pesta demokrasi mau ngapain? Apakah mereka yang di pusat sadar, bahwa ada yang lebih penting ketimbang membahas soal bagi-bagi kursi. Apakah mereka tahu, di Batam sedang menunggu kepastian.

Ekonomi di kawasan berjuluk Serambi ASEAN lagi karut-marut. Daya beli menurun. Semua sektor stagnan.

Perusahaan-perusahaan mulai mengencangkan ikat pinggang. Bahkan ada yang terpaksa tutup lantaran tidak mampu menahan guncangan ekonomi.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi. Pengangguran sudah pasti bertambah. Tidak ada investor yang berani menanamkan modalnya di Batam.

Penyebabnya tak ada kepastian. Mau diapakan Batam. Kalau memang Badan Pengusahaan (BP) Batam dipimpin Wali Kota Batam sebagai ex officio, segera putuskan. Lantik.

Kalau memang BP Batam diisi pejabat karier dari pusat, segera putuskan. Lantik.
Jangan menunda. Semakin lama menunda, Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam bakal mengambil-alih.

Apa mau investor lari ke negara lain. Kalau terjadi, siap-siap saja gigit jari. Jangan harap perekonomian kita membaik.

Masalah ini sangat klasik. Jadi siklus lima tahunan. Kenapa setiap pesta politik terjadi, malah berimbas pada daerah lain.

Selalu saja daerah yang menjadi korban. Batam adalah wajah Indonesia yang harus diselamatkan. Cerminan bangsa. Semakin amburadul Batam, investor beranggapan Indonesia juga amburadul.

Ini yang saya kritik. Terlalu banyak memikirkan jatah kursi, semakin terlupakan problem yang lebih besar. Ingat, pelaku usaha di Batam butuh kepastian.

Tidak butuh kursi. Biarlah kursi kabinet urusan presiden dan wakil presiden terpilih. Mungkin tidak hanya Batam yang menderita. Daerah lain juga terlupakan. Ini yang harus diselesaikan.

Pilpres dan pileg itu masalah kecil. Tiap lima tahun pasti terjadi. Tapi kebijakan ekonomi itulah masalah besarnya. Untuk kelanggengan bangsa dan negara.

Sudah lah. Tidak perlu membahas soal pembagian kursi. Pikirkan kondisi daerah. Apakah harus menunggu perusahaan lain bangkrut? Apakah menunggu banyak PHK dulu? Apakah kita hanya sekadar melihat investor kabur?

Oh… Sayang sekali. Memikirkan hal besar, tapi lupa akan hal kecil yang dapat menimbulkan masalah besar.

Semoga saja, kebutuhan mendasar bangsa ini segera terpenuhi. Bukan soal sandang, pangan, dan papan. Namun regulasi yang tepat, yang berpihak pada kepentingan umat. Lebih dari sekadar bagi-bagi kursi kabinet.(*)

Update