Kamis, 18 April 2024

Krisis, Air Waduk Hanya Cukup untuk Dua Minggu

Berita Terkait

batampos.co.id – Ketersediaan air baku di waduk Belakangpadang hanya sanggup bertahan hingga 14 hari ke depan atau dua pekan.

Menipisnya persediaan air tak lepas dari minimnya curah hujan akibat musim panas yang berkepanjangan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Waduk Belakangpadang, Dian Efsa mengatakan saat ini persediaan air cukup untuk melayani warga hingga dua pekan ke depan.

Hujan yang tak kunjung turun menyebabkan debit air yang akan diolah dan disalurkan ke rumah warga terus menurun.

ā€Maksimal bisa dimanfaatkan hingga 14 hari. Namun kalau hujan turun, debit air bisa melebihi untuk bisa diolah dan dialirkan ke rumah warga,ā€ kata dia, Kamis (25/7/2019).

Untuk itu, ia sangat berharap hujan bisa turun di Kecamatan Belakangpadang agar debit air di waduk bisa bertambah.

Kondisi waduk yang mulai mengering bergantung dari curah hujan yang berhasil ditampung nantinya.

ā€Ini kondisi alam, jadi kami hanya bisa menunggu hujan datang agar waduk terisi kembali,ā€ ujar Dian.

Sementara untuk instalasi pengolahan air laut jadi air tawar atau Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), ia menjelaskan masih difungsikan secara manual.

Ilustrasi. Foto: JawaPos

Hal ini menyebabkan air yang dihasilkan belum maksimal seperti waktu sebelumnya.
Menurutnya, jika hujan tidak turun dalam 14 hari ke depan, pihaknya akan kembali menggunakan cara yang sama ketika musim kemarau terjadi beberapa bulan lalu.

ā€Ya, kami akan buka kran umum di dekat waduk. Jadi warga mengambil air bersih di sana. Selain itu kami juga akan memaksimalkan kinerja SWRO untuk menghasilkan air bersih,ā€ ucapnya.

Saat ini, produksi SWRO hanya 8 kubik per jam. Jumlah produksi ini lebih rendah sebelum perbaikan sistem yang mencapai dua kali lipat.

Solusinya, petugas harus menggilir pendistribusian air untuk warga.

ā€Hanya seperlima kami bisa penuhi dari kebutuhan warga. Setiap hari kebutuhan warga itu mencapai seribu kubik. Sebanyak 800 kubik dari waduk dan 200 kubik dari SWRO,ā€ terangnya.

Untuk produksi air, saat ini SWRO tidak bisa beroperasi selama 24 jam penuh. Oleh karena itu produksi air juga tidak maksimal.

Solusi lainnya, petugas berusaha mengolah air bersih dari debit air yang tersedia di dam Belakangpadang.

ā€Meskipun tidak banyak, tapi kami tetap berusaha memenuhi kebutuhan air mereka. Pendistribusian air juga akan digilir,ā€ tutupnya.(yui)

Update